Schiaparelli memulai karir fesyennya dengan merancangnya hingga ia dikenal sebagai dressmaker sweater, sementara Chanel mengaku yang membuat tampilannya terlihat modis.
Diketahui selama tahun 1930-an tersebut, Inggris tengah berada di kondisi yang dingin dan kala itu kebanyakan warganya mengenakan kardigan.
Masih dalam waktu yang sama, gadis-gadis Amerika justru mengenakan kardigan terbalik untuk memberikan kesan baru dari sweater lama.
Lalu di tahun 1935, hadir tren memakai sweter ketat dan pemakaian outfit ini pun semakin banyak diikuti hingga Perang Dunia II.
Setelah itu di tahun 1937, Chanel menghadirkan tren pemakaian sweater dengan mengenakan sejumlah aksesoris untuk makan di rumah.
Setelahnya, pola sweater dengan ukuran normal hingga ketat pun terus digunakan.
Sejumlah fashion desainer pun berupaya merancang sweater dengan gayanya yang khas.
Tren kian berkembang setelah hadirnya sweater turtle neck yang awalnya dikenakan oleh Left Bank Bohemia.
Baca Juga: 5 Inspirasi Gaya Pakai Flare Jeans, dengan Blazer hingga Sweater
Setelah itu, sejumlah selebritas lainnya terlihat tampil mengenakan gaya sweater yang sama.
Tren baru muncul kembali di 1950an yang dipopulerkan oleh Carmel Snow, editor Harper's Bazaar saat itu dengan membawa kembali sweater wol bermotif tebal.
Di akhir 1950an, Italia yang kala itu baru terlepas dari Perang Dunia II menemukan pasar Amerika yang cukup besar yakni sweater dan gaun.
Rajutan Italia yang memiliki gaya dengan harga yang cukup rendah pun sukses mencuri perhatian, apalagi bagi mereka yang mengutamakan pakaian nyaman dan mengikuti tubuh.
Tren sweater ini pun terus berlanjut di tahun 1960an dengan adanya knit loose dan sweater turtle neck berukuran besar.
Gaya berpakaian sweater pun akhirnya terus berkembang hingga sekarang, ditambah industri mode seolah tak ada habisnya menghadrikan tren baru dalam berpakaian sweater sehingga membuatnya tetap terlihat modis.
Kawan Puan juga bisa membeli sweater dengan desain modis di Shopee dengan klik tautan berikut ini.
(*)