"Karena murid kami berasal dari berbagai daerah maupun negara, maka kami memperkenalkan konsep keberagaman melalui konsep home country, adopted country, dan house country," ujar Alia.
"Sehingga mereka merasa lebih relate kepada apa yang telah mereka ketahui dan konsep keberagaman juga jadi lebih mudah dipahami," ungkapnya.
Sampoerna Academy menerapkan IEYC berbasis praktik dengan kebutuhan perkembangan anak usia 2-5 tahun.
IEYC dirancang berdasarkan delapan prinsip pembelajaran dan perkembangan anak yang secara intrinsik terkait dengan proses pembelajaran yang unik.
IEYC menekankan pada pendekatan yang menyenangkan, holistik, dan berfokus pada anak-anak untuk pembelajaran dan perkembangan melalui pengembangan dan pembelajaran esensial.
Misalnya Kemandirian dan Ketergantungan (Independence and Interdependence), Berkomunikasi (Communicating), Mengumpulkan Informasi (Inquiring), Hidup Sehat (Healthy Living), dan Kesehatan Fisik dan Mental (Physical Well-being).
Dengan konsep Power of Play untuk pendidikan anak usia dini, Sampoerna Academy bertujuan untuk menciptakan siswa yang mandiri dengan mengintegrasikan permainan dalam setiap pelajaran.
Melalui konsep ini, siswa akan dengan mudah menyerap pengetahuan serta menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan.
"Jadi tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, tetapi juga kepada personal dimension dan international dimension untuk membentuk anak menjadi global citizen," tutup Alia.
Wah, dengan adanya sistem pendidikan semacam ini generasi penerus bangsa dapat tumbuh jadi kaum intelektual yang lebih menghargai keberagaman, nih Kawan Puan.
Baca Juga: 7 Persiapan yang Perlu Dilakukan Orang Tua sebelum Anak Masuk PAUD
(*)