Selain itu, ada juga manik-manik dan sulaman yang rumit dibuat dalam berbagai rupa makhluk spiritual yang menawarkan keamanan serta kenyamanan bagi penggunanya.
Lebih lanjut Kerri menekankan, Tobatenun ingin mengangkat seni pahatan pada tradisi Batak Toba yang sering kali terabaikan atau terlupakan melalui koleksi couture ini.
Dengan mengangkat seni ini, harapannya dapat menjadi langkah untuk menghidupkannya kembali.
Selain memamerkan koleksi terbarunya, Tobatenun juga baru saja menjalankan program pengembangan Partonun perempuan.
Program tersebut berupaya untuk mengidentifikasi dan membina setiap champion daerah untuk menggali kebutuhan serta masalah yang dihadapi para mitra dalam proses menenun, sehingga nantinya champion dapat membangun komunitas Partonun di daerahnya masing-masing.
“Dengan berbagai edukasi, pelatihan dan pendampingan yang kami hadirkan untuk para Partonun harapannya dapat mengembangkan ekosistem Ulos dan membuat kain Ulos menjadi semakin populer di berbagai kalangan masyarakat," ungkap Kerri.
Ke depannya, Tobatenun juga akan terus berupaya mendukung para Partonun Ulos untuk mengembangkan kompetensinya agar dapat bersaing baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
"Acara ini merupakan wujud komitmen kami dalam merevitalisasi dan melestarikan kain ulos, serta mengapresiasi para Partonun Ulos yang terus menjaga warisan budaya serta menghasilkan kain Ulos yang luar biasa,” ujar Kerri.
Disamping itu, Tobatenun juga menghadirkan Pop Up Store yang bisa Kawan Puan kunjungi yakni di lantai 3, Plaza Indonesia mulai dari jam 10.00 WIB.
Baca Juga: Aturan Penggunaan Kain Ulos Khas Batak, Bisa Dipakai sebagai Selendang hingga Rok
(*)