Agar Sama-Sama Puas, Ini Waktu Tepat Bahas Komunikasi Seksual dalam Hubungan Suami Istri

Citra Narada Putri - Kamis, 20 Oktober 2022
Komunikasi seksual penting dibahas sebelum menjalin hubungan suami istri.
Komunikasi seksual penting dibahas sebelum menjalin hubungan suami istri. superoke/iStockphoto

Parapuan.co - Dalam membangun hubungan suami istri, bukan hanya bahasa cinta saja yang harus dibahas bersama pasangan.

Ternyata, komunikasi seksual pun disarankan untuk didiskusikan terlebih dahulu, bahkan sebelum pernikahan.

Hal tersebut disampaikan oleh dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM), seksolog dan Medical Director QuickGlam, pada acara pembukaan QuickGlam, klinik estetika, anti-aging dan seksologi.

"Untuk para calon pasutri (pasangan suami istri) penting sekali untuk mendapatkan edukasi seksualitas, termasuk bagaimana membangun komunikasi seksual yang baik," ujar dr. Haekal.

Hal ini penting dibahas sebelum hubungan suami istri sah dilangsungkan, karena menurutnya banyak calon pasangan yang tidak mendapatkan pembinaan begitu memasuki dunia pernikahan keduanya akan terkejut.

"Biasanya pasutri yang tidak melakukan komunikasi seksual sebelum pernikahan, mereka akan kaget karena tidak sesuai yang dibayangkan," ujarnya lagi.

Misalnya, sang istri terbiasa menyaksikan drama Korea yang mana laki-laki digambarkan sebagai sosok yang romantis dan lembut.

Tapi pada kenyataannya, perilaku suami tersebut justru tidak sesuai ekspektasi sang istri saat melakukan hubungan intim.

"Yang namanya pernikahan adalah suatu awal untuk memulai kehidupan yang baru. Artinya ketika sudah menikah, tidak hanya keterlibatan fisik saja, tapi juga keterlibatan emosional," tambah dr. Haekal. 

Baca Juga: Tips Lakukan Hubungan Suami Istri Pasca Melahirkan, Coba Senam Kegel

Ketika bicara keterlibatan emosional, menurut dr. Haekal, cinta itu mesti dibangun setiap saat.

Maka dari itu penting sekali untuk membina komunikasi seksual yang baik sebelum menjalin hubungan suami istri dalam pernikahan.

Memang, tak dapat dimungkiri bahwa membahas soal seksual sebelum menikah masih dianggap hal yang tabu bagi sebagian orang.

Kendati demikian, menurut dr. Haekal, komunikasi seksual sama pentingnya untuk dibahas dengan komunikasi cinta bentuk lainnya, yang juga turut memengaruhi keharmonisan dalam hubungan. 

dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM), seksolog dan Medical Director QuickGlam.
dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM), seksolog dan Medical Director QuickGlam. Dok. PARAPUAN/Citra Narada

Selain itu, para pasangan suami istri juga harus paham tahapan dalam melakukan hubungan seksual, mulai dari foreplay, intercourse, hingga afterplay.

Tak sampai di situ, ternyata pemahaman yang sama mengenai aktivitas seksual juga penting untuk dimiliki pasangan.

"Penting juga untuk memahami bahwa jangan sampai termakan mitos seksual yang beredar di masyarakat," ujar dr. Haekal mengingatkan. 

Misalnya, menurut dr. Haekal, masih banyak laki-laki yang mendewakan perempuan yang harus berdarah saat melakukan hubungan intim di malam pertama. 

Baca Juga: Intensitas Hubungan Seksual Perempuan Berkurang saat Usia 30an, Ini Alasannya

Para lelaki beranggapan jika perempuan tidak berdarah saat berhubungan seks di malam pertama berarti dianggap tidak lagi perawan, sehingga muncul istilah 'darah perawan'. 

"Padahal, dalam dunia medis, tidak ada istilah darah perawan. Kalau berdarah, justru ada yang salah dalam hubungan seksnya," jelasnya.  

Dijelaskan dr. Haekal bahwa darah yang keluar dalam hubungan intim bisa terjadi karena vagina perempuan belum terlumasi dengan baik saat dilakukannya penetrasi.

Diingatkan oleh dr. Haekal, bahwa konsep keperawanan tidak ada dalam dunia medis, karena selaput dara atau hymen pada tiap perempuan bisa sangat berbeda-beda. 

Ada yang masih utuh, berlubang, hingga tidak memiliki sama sekali. Ditekankan oleh dr. Haekal, hymen bisa rusak tanpa disadari atau bahkan tidak selalu robek meskipun melakukan hubungan seksual.  

"Artinya, kalau misal malam pertama tidak berdarah, itu bukan berarti si perempuannya sudah pernah melakukan hubungan seks sebelumnya," jelas dr. Haekal lagi.

Begitu juga mitos tentang rasa sakit saat melakukan hubungan seks, menurut dr. Haekal dalam dunia medis itu adalah hal yang tidak normal. 

"Kalau sampai sakit atau nyeri saat melakukan hubungan seks, artinya ada yang salah dalam melakukannya," tambahnya.  

Topik-topik tersebut pun perlu dibahas saat melakukan komunikasi seksual guna menyamakan ekspektasi antar pasangan.

Baca Juga: Dorongan Seksual dalam Hubungan Suami Istri Rendah? Begini Cara Mengatasinya

Seperti diingatkan oleh dr. Haekal, bahwasannya para perempuan adalah subjek seksual, bukan objek seksual.

Sehingga, para perempuan juga perlu terbuka dalam melakukan komunikasi seksual dan menyampaikan ekspektasi-ekspektasinya agar pasangan bisa memahami apa yang diharapkan. 

"Karena, tujuan dalam melakukan hubungan seks adalah untuk mencapai kepuasan bersama, bukan laki-laki saja," tutup dr. Haekal.

Dengan melakukan komunikasi seksual sebelum menjalin hubungan suami istri, justru akan meningkatkan peluang keharmonisan dalam relasi cinta.

Jadi pastikan kamu untuk membahas soal komunikasi seksual dengan pasangan sebelum pernikahan yah Kawan Puan. 

(*)

@cerita_parapuan Gak cuma perempuan, laki-laki juga gemar menggunakan posisi s3ks woman on top, intip tipsnya buruan! #Ketika #sex #love #lovelanguage #relationship #womensupportingwomen ♬ #Ketika - c



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru