Parapuan.co - Pizza yang menjadi makanan khas Italia itu terbagi menjadi beberapa jenis, bahkan ada yang bergaya Chicagi Amerika Serikat yakni deep dish pizza dan thin crust pizza.
Meski sama-sama pizza, tapi kedua jenis santapan ini punya perbedaan yang cukup mencolok, bahkan bisa diketahui dari bentuknya saja.
Dilansir dari Kompas.com, berikut ini perbedaan deep dish pizza dan thin crust pizza.
1. Ketebalan Pizza
Andrew Heyzer, pemilik dari Giulia’s Chicago Pizzeria, mengatakan bahwa perbedaan mencolok dari deep dish pizza dan thin crust pizza yakni dari ketebalannya.
Thin crust pizza bentuknya lebih tipis dibanding deep dish pizza.
Sedangkan deep dish pizza bagian pinggirnya tebal, layaknya pie.
2. Penempatan Topping
Biasanya topping pizza itu diletakkan setelah saus, sama seperti pada thin crust pizza.
Baca Juga: 3 Tips Membuat Deep Dish Pizza, Cocok untuk Camilan di Rumah
Tapi berbeda dengan deep dish pizza, sebab pizza jenis ini topping-nya ditaruh di bawah saus.
"Sebelum saus tomat, ada topping-nya, kayak pepperoni, sosis, baru saus tomat dan parmesan di atasnya," terang Andrew.
3. Takaran Saus
Penggunaan jumlah saus tomat pada thin crust pizza dan deep dish pizza juga berbeda.
Takaran saus pada thin crust pizza itu tidak terlalu banyak atau sedikit, bisa dikatakan normal.
Berbeda dengan deep dish pizza yang penggunaan saus dan keju yang mendominasi dari pada topping utama.
4. Proses Pemanggangan
Proses pemanggangan untuk thin crust pizza biasanya menggunakan suhu sekitar 265-275 derajat celsius dalam waktu sepuluh menit.
Baca Juga: Rasanya Otentik! Ini 3 Tips Membuat Saus Pizza Rumahan, Pakai Italian Herbs
"Deep dish pizza ini dioven selama 30 menit dengan suhu 225 derajat celsius," terang Andrew.
Wah ternyata perbedaannya bisa dilihat langsung ya, Kawan Puan.
Lantas kamu lebih suka deep dish pizza atau thin crust pizza?
(*)