Penguatan sistem kesehatan global diharapkan tidak hanya akan mempercepat eliminasi pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi masyarakat, melainkan juga agar negara-negara di dunia dapat jauh lebih siap menghadapi ancaman pandemi di masa depan.
Mengantisipasi pandemi di masa depan
Kemungkinan terjadinya pandemi di masa depan bukan hanya isapan jempol. Tidak sedikit ilmuwan yang memprediksi bahwa ancaman pandemi cenderung akan semakin meningkat. Wabah monkeypox atau cacar monyet dapat menjadi salah satu contoh.
Wabah baru yang sempat membuat gempar masyarakat di sejumlah negara, termasuk Indonesia, itu terjadi ketika pandemi Covid-19 masih berlangsung meski kurva kasusnya sudah melandai.
Jika ditelisik lebih jauh, wabah cacar monyet dan pandemi Covid-19 memiliki kesamaan, yaitu sama-sama disebabkan oleh penyakit yang ditularkan pada manusia oleh hewan (zoonosis).
Baca Juga: Berkaca dari Kasus KDRT, Benarkah Mencintai Sama dengan Menguasai?
Untuk mengantisipasi perkembangan zoonosis yang berpotensi berkembang menjadi pandemi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pendekatan One Health. Langkah ini dilakukan dengan memperkuat surveilans terhadap penyakit-penyakit yang berasal dari hewan.
Menurut Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia dr Dante Saksono Harbuwono, One Health menjadi salah satu upaya mencegah terjadinya outbreak di masa mendatang.
“Untuk itu kita terus berbenah diri, melakukan evaluasi, dan melakukan implementasi untuk membuat One Health menjadi isu yang penting di tiap-tiap negara, terutama negara-negara yang kaya dengan keanekaragaman hewani dan hayati seperti Indonesia,” ucap dr Dante, dikutip dari laman resmi Kemenkes, Rabu (8/6/2022).
Selain itu, menghadapi potensi ancaman pandemi baru, negara-negara partisipan Presidensi G20 Indonesia pun sepakat untuk mengumpulkan dana pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR) melalui Financial Intermediary Fund (FIF).