Namun, tidak demikian halnya jika mencari uang untuk menunjukkan arogansi, karena ingin membalas dendam, atau karena merasa stress atau hampa.
Apabila alasan mencari uang tersebut bukanlah sesuatu yang positif, maka saat memakai uang
tersebut biasanya juga untuk sesuatu yang tidak positif, yang artinya tidak ada mindfulness-nya.
“Patut direnungkan juga, apa artinya ‘cukup’ buatmu? Apakah kamu akan mengubah teman,
pekerjaan, kebiasaan hidup dan sebagainya jika kaya? Kalau semuanya akan tetap sama,
maka kamu sudah kaya,” ujar Raden Prisya.
2. Jangan habiskan semua uang sekaligus
Mindful spending adalah gaya hidup di mana kita memperhatikan pemakaian uang secara
penuh.
Dengan kata lain, mindful spending bertentangan dengan menghabiskan seluruh uang.
Hal ini bukan berarti kita tidak boleh mengeluarkan uang untuk hiburan, bersenang-senang dan
semacamnya.
Tentunya tidak menjadi masalah selama keuangan telah direncanakan secara matang dan uang digunakan secara mindful.
3. Tentukan tujuan keuangan dan selalu bersyukur
Bagi yang belum tahu atau belum punya, inilah saat yang tepat untuk merenungkan dan
akhirnya menemukan jawabannya.
Perlu diingat, tujuan keuangan tidak harus sama dengan orang lain. Tentukan apa yang penting dan jadikan itu sebagai tujuan.
Tujuan keuangan dapat bersifat jangka pendek maupun panjang. Sebelum menggunakan uang, kita perlu menyadari terlebih dahulu, apakah pengeluaran ini akan membantu mencapai tujuan
atau mimpi.
Jangan lupa, dalam segala hal yang kita lakukan, termasuk dalam hal rezeki mesti selalu
disertai rasa syukur. Kita nggak perlu membandingkan rezeki kita dengan rezeki orang lain.
Bersyukur menjadikan segalanya lebih indah. Seberapa banyak pun uang yang dimiliki, tidak
akan bernilai bila tidak memiliki rasa syukur.
Nah Kawan Puan itu tadi pengertian mindful spending dan beberapa cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. (*)