Mengenal Apa Itu Mindful Spending dan 3 Cara Menerapkannya dalam Hidup

Parapuan.co- Mengatur uang adalah tantangan terbesar bagi sebagian orang.

Ada yang melihat uang sebagai kebebasan sehingga membelanjakan uang dengan cara impulsif.

Ada juga yang melihat uang sebagai power, sehingga tidak bisa menolak godaan untuk sekadar menunjukkan kelebihan mereka pada orang lain.

Ada juga yang menganggap uang sebagai kompensasi dan menghabiskannya di luar rencana, misalnya karena sedang sedih atau stress.

Maka dari itu, penting bagi Kawan Puan untuk menerapkan mindful spending.

Apa itu Mindful Spending?

Secara umum, mindfulness adalah sebuah praktik yang mendorong kita untuk hadir dengan situasi yang terjadi saat ini, mengamati, menyadari, dan mendengarkan dengan sikap terbuka.

Mindfulness bisa membantu kita mengatasi atau merangkul emosi, pikiran, atau hal negatif yang mempengaruhi diri.

Hal itu disampaikan oleh Mindfulness & Wellbeing Coach Raden Prisya dalam rilis press yang diterima oleh PARAPUAN dari Bank Jago pada (4/11/2022).

“Mindfulness adalah menyadari apa yang sedang kita lakukan saat kita melakukannya. Semua
yang kita rasakan, segala sensasi dan perasaan yang muncul adalah bagian dari diri kita yang
nggak perlu diusir atau dicari. Semua yang kita butuhkan sudah ada di sini,” ujar Raden Prisya.

Praktik mindful juga bisa diterapkan saat mengelola uang agar keuangan lebih tertata.

“Sesungguhnya petunjuk selalu ada di dalam diri kita dan kita hanya perlu mendengarkan dan sungguh-sungguh dalam mengambil keputusan. Yang perlu kita lakukan adalah slow down dan sungguh-sungguh mengambil waktu serta mempelajari cara mendengarnya,” tambahnya.

Mindful spending juga bisa membantu diri kita agar lebih percaya diri dan puas dengan manajemen keuangan.

Dengan mindful spending, rasa penyesalan yang timbul usai mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu dapat dihindari.

Berikut beberapa 3 cara menerapkan mindful spending dalam kehidupan sehari-hari menurut Raden Prisya:

1. Mencari uang karena dipengaruhi hal-hal yang bersifat positif

Menyadari dan menerima juga perlu diwujudkan saat kita mencari uang.

Mencari uang berlandaskan alasan positif tentu adalah hal yang baik dan mindful.

Namun, tidak demikian halnya jika mencari uang untuk menunjukkan arogansi, karena ingin membalas dendam, atau karena merasa stress atau hampa.

Apabila alasan mencari uang tersebut bukanlah sesuatu yang positif, maka saat memakai uang
tersebut biasanya juga untuk sesuatu yang tidak positif, yang artinya tidak ada mindfulness-nya.

“Patut direnungkan juga, apa artinya ‘cukup’ buatmu? Apakah kamu akan mengubah teman,
pekerjaan, kebiasaan hidup dan sebagainya jika kaya? Kalau semuanya akan tetap sama,
maka kamu sudah kaya,” ujar Raden Prisya.

2. Jangan habiskan semua uang sekaligus

Mindful spending adalah gaya hidup di mana kita memperhatikan pemakaian uang secara
penuh.

Dengan kata lain, mindful spending bertentangan dengan menghabiskan seluruh uang.

Hal ini bukan berarti kita tidak boleh mengeluarkan uang untuk hiburan, bersenang-senang dan
semacamnya.

Tentunya tidak menjadi masalah selama keuangan telah direncanakan secara matang dan uang digunakan secara mindful.

3. Tentukan tujuan keuangan dan selalu bersyukur

Bagi yang belum tahu atau belum punya, inilah saat yang tepat untuk merenungkan dan
akhirnya menemukan jawabannya.

Perlu diingat, tujuan keuangan tidak harus sama dengan orang lain. Tentukan apa yang penting dan jadikan itu sebagai tujuan.

Tujuan keuangan dapat bersifat jangka pendek maupun panjang. Sebelum menggunakan uang, kita perlu menyadari terlebih dahulu, apakah pengeluaran ini akan membantu mencapai tujuan
atau mimpi.

Jangan lupa, dalam segala hal yang kita lakukan, termasuk dalam hal rezeki mesti selalu
disertai rasa syukur. Kita nggak perlu membandingkan rezeki kita dengan rezeki orang lain.

Bersyukur menjadikan segalanya lebih indah. Seberapa banyak pun uang yang dimiliki, tidak
akan bernilai bila tidak memiliki rasa syukur.

Nah Kawan Puan itu tadi pengertian mindful spending dan beberapa cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. (*)