Parapuan.co - Kawan Puan, konflik tidak pernah dapat dilepaskan dari kehidupan manusia.
Pasangan suami istri berkonflik, pasangan kekasih berkonflik, orang tua dan anak berkonflik, saudara kandung berkonflik, kamu dan tetangga mungkin juga iya.
Dan seringkali, konflik menimbulkan pertengkaran di mana masing-masing pihak saling adu argumen untuk mempertahankan kebenaran diri sendiri.
Ironisnya, terkadang pertengkaran sulit dibendung dan bisa meledak kapan saja di mana saja.
Sebelum itu terjadi dan malah membuat dirimu dan "lawan" malu, ada baiknya kamu mengetahui beberapa hal yang menjadi etika dalam bertengkar.
Bertengkar ada etikanya? Ya. Berikut etika dalam bertengkar sebagaimana mengutip Huffpost!
1. Pilih Lawan yang Tepat
Tidak semua rasa frustrasi kamu luapkan dengan berteriak dan memicu pertengkaran, terlebih terhadap pasangan.
Untuk kesalahan-kesalahan kecil seperti lupa mematikan keran air, menutup tutup pasta gigi, dan sebagainya, harusnya tidak membuatmu dan pasangan bertengkar.
Baca Juga: 4 Tips Menenangkan Diri Usai Bertengkar dengan Pasangan
Hematlah energimu untuk sesuatu yang benar-benar penting dan pastikan "lawan"-mu tepat.
2. Pilih Waktu dan Tempat yang Sesuai
Sebelum perdebatan sengit terjadi, berikan dirimu waktu untuk menarik napas sejenak dan menenangkan diri.
Temukan lokasi di mana kamu bisa berbicara lebih leluasa tanpa khawatir didengar tetangga atau siapa pun.
Untuk masalah pribadi, jangan sampai kamu bertengkar di restoran atau lokasi-lokasi ramai lainnya supaya tidak terjadi keributan.
3. Jangan Biarkan Dirimu Dikendalikan Amarah
Saat marah, jangan biarkan dirimu dikendalikan oleh emosi yang bisa berkobar bagaikan api ini.
Fokuslah pada masalah yang ada dan jangan mengungkit-ungkit hal lainnya di masa lalu.
Dengan begitu rasa frustrasimu dapat berkurang dan amarah yang ada bisa mereda.
Baca Juga: Ini 3 Tips Mengendalikan Amarah Saat Bertengkar dengan Pasangan
4. Pelankan Suaramu
Pesan apapun yang kamu sampaikan kepada lawan bicara akan diterima secara positif jika disampaikan dengan suara tenang.
Nada marah, berteriak, dan mata melotot akan menunjukkan permusuhan dan perselisihan.
Jika kamu mulai merasa tidak tenang, diamlah sejenak dan pikirkan solusi yang masuk akal dari masalah yang tengah kamu hadapi.
5. Bertanggungjawablah
Etika bertengkar yang terakhir, yaitu bertanggungjawablah. Minta maaflah secara tulus kepada lawan bicaramu.
Hal ini dapat membantu memperbaiki hubungan dengan pasangan, kerabat, atau tetangga yang menjadi lawanmu dalam pertengkaran.
Terkadang, tidak ada solusi yang lebih baik dalam menyelesaikan pertengkaran selain permintaan maaf.
Sudah paham, kan? Ternyata bertengkar juga ada etikanya, ya.
Baca Juga: 3 Kalimat yang Perlu Dihindari saat Orang Tua Ingin Minta Maaf pada Anak
(*)