Parapuan.co - Setelah Delta dan Omicron, muncul lagi Covid varian baru, Kawan Puan.
Disebut varian XBB atau BA.2.10, virus ini merupakan evolusi dari strain subvarian BA.2 Omicron.
Berdasarkan rilis yang PARAPUAN terima dari Abbott, produsen alat kesehatan, varian ini disebut sebagai varian terbaru dari semua yang telah muncul di negara dengan vaksinasi tinggi.
Sebagai informasi, Omicron varian XBB pertama kali ditemukan di Agustus 2022 di India.
Virus ini dilaporkan telah menyebar ke-18 negara di penjuru dunia hanya dalam waktu singkat.
Masih dari sumber yang sama, sifat penyebaran dan penularan virus ini cenderung cepat dan membuat banyak masyarakat khawatir.
Sebagian besar khawatir dengan adanya lockdown atau pembatasan seperti 2020 lalu.
Menurut para ahli medis, subvarian Omicron BA.2.10 memiliki gejala-gejala yang cenderung ringan.
Gejala ringan yang dimaksud ialah hanya batuk, pilek, demam, sakit kepala, nyeri tulang, serta kehilangan penciuman pada sejumlah pasien.
Baca Juga: Circularity Tour, Mengenal Rantai Ekosistem Pengelolaan Sampah di Bali
Oleh karena itu, lonjakan kasus varian XBB tidak diiringi dengan peningkatan kematian dan jumlah perawatan di rumah sakit.
Omicron Varian XBB di Indonesia
Menurut Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI dalam web Kemkes.go.id, kasus pertama XBB ditemukan pada akhir September.
Hingga rilis ini diterima pada 4 November kemarin, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril melaporkan ada 12 kasus XBB.
Dua kasus berasal dari perjalanan luar negeri, sementara 10 kasus merupakan transmisi lokal.
Jubir Kemenkes juga menyebutkan bahwa seiring dengan hadirnya varian XBB, angka COVID-19 di 30 provinsi di Indonesia dalam kurun waktu satu minggu terakhir juga ada peningkatan.
Pada level nasional, terjadi peningkatan sekitar 4.700 – 4.900 kasus selama empat hari terakhir.
Trend kenaikan kasus disinyalir terjadi seiring dengan ditemukannya varian XBB di Indonesia.
Baca Juga: Bahaya Tidur Kurang dari 5 Jam Sehari, Waspadai Penyakit Kronis Ini
“Kenaikan kasus ini memang masih dalam batas-batas yang tidak signifikan atau terlalu tinggi dibanding dengan ketika ada subomicron BA 4 maupun BA 5 yang lalu,” ujar dr. Syahril dalam konferensi pers virtual Jumat (4/11) lalu.
Apa Pencegahannya?
Sebagai bagian dalam perlindungan pencegahan dan pengendalian COVID-19, Jubir Kemenkes meminta masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan.
Selain penerapan protokol kesehatan, aktivitas di kerumunan juga sebaiknya dikurangi sembari melaksanakan vaksinasi.
Sebagai informasi, capaian vaksinasi booster atau ketiga di Indonesia tercatat baru mencapai 27,62% dari target 50%.
Sementara capaian vaksinasi pertama sebanyak 87% dan vaksinasi dosis kedua sebesar 73%.
Benarkah Virus Ini Tak Terdeteksi?
Sebagai produsen alat kesehatan, Abbott secara seksama memantau mutasi penyebaran virus varian ini.
Baca Juga: Penyebab Anak Tidak Nafsu Makan, Ini 3 Cara Mudah Mengatasinya
Dokumen Petunjuk Teknis Prediksi Dampak Varian pada Tes Diagnostik SARS-CoV-2/COVID-19 Abbott dalam pendeteksian varian virus SARS-CoV-2 dihasilkan melalui analisis berkelanjutan oleh Koalisi Pertahanan Pandemi Abbot (Abbot Pandemic Defense Coalition).
Di dalam dokumen tersebut, ada dua merek alat tes antigen Abbott yang sedang dan pernah beredar di Indonesia, yaitu Bioquick dan Panbio.
Keduanya memperlihatkan kemampuan untuk mendeteksi protein SARS-CoV-2 yang dicari.
Sub varian XBB (BA.2.10) juga tercantum sebagai salah satu dari ratusan varian Covid-19 yang dianalisa oleh Koalisi Pertahanan Pandemi Abbott.
Dengan kata lain, alat ini bisa mendeteksi virus yang dimaksud ya, Kawan Puan. Jadi tak perlu khawatir lagi!
"Abbott telah melakukan analisis menyeluruh terhadap Covid-19 varian baru, termasuk varian XBB, dan pengujian Abbott tetap efektif dalam mendeteksi varian tersebut," pungkas juru bicara Abbott tersebut.
(*)