Pasalnya, Kanye West memiliki hak paten dari desain sneaker Yeezy Slide.
Awalnya hak paten tersebut diajukan pada tahun 2018 di bawah perusahaan induk musisi dan desainer, Mascotte Holdings Inc.
Namun kemudian diberikan hak patennya pada tahun 2020 dengan Kanye West yang terdaftar sebagai penemunya.
Putusnya hubungan bisnis antara Adidas dengan Kanye West turut memengaruhi pendapatan brand tersebut.
Diberitakan (9/11/2022) bahwa pendapatan tahunan Adidas mengalami penurunan hanya menjadi sekitar 502 juta dolar Amerika Serikat atau setara 7.8 trilyun Rupiah.
Sementara melansir dari Insider, tahun depan pendapatan Adidas akan sedikit lebih seimbang, karena jenama olahraga ini bisa menghemat hingga 302 juta dolar AS atau setara 4,7 trilyun Rupiah.
Pasalnya, pasca putus kontrak dengan Kanye West, Adidas tak perlu lagi membayar royalti dan pemasaran Yeezy.
Menurut pernyataan Ohlmeyer, Adidas akan melakukan berbagai macam opsi terkait dengan produk Yeezy-nya, baik menggunakan nama baru atau menunda perilisannya.
"Ketika waktunya tepat kami akan mengumumkannya," ujarnya.
Baca Juga: Belajar dari Kasus Ye, Perhatikan Hal Ini Sebelum Memilih Artis dan Influencer untuk Merek
Sebagai informasi, Adidas bukanlah satu-satunya jenama yang memutus hubungan dengan Kanye West.
Sejumlah brand besar lainnya juga mengakhiri kontrak kerja sama dengan pelantun lagu "Stronger".
Mulai dari Balenciaga, GAP, Foot Locker, hingga bank JP Morgan Chase.
Apa yang membuat brand-brand tersebut serentak memutus hubungan bisnis dengan Kanye West?
Klik tautan berikut ini untuk tahu jawabannya.
(*)