Mulai dari memanfaatkan fitur Push Produk secara rutin, mengikuti program diskon tanggal kembar, serta memberikan voucher cashback bagi para pelanggan.
Setelah akhirnya memiliki toko online, produk Rita pun kini dapat dipasarkan hingga ke seluruh Indonesia.
Bahkan, memenuhi banyaknya permintaan pelanggan baru terhadap mainan anak, Rita turut memberdayakan puluhan lulusan Sekolah Luar Bias luar a (SLB) dalam proses produksinya.
Kurang lebih saat ini Rita mempekerjakan sepuluh orang karyawan untuk memproduksi mainan anaknya.
Berdayakan Anak-anak Difabel
Ternyata ada alasan tertentu mengapa Rita ingin memberdayakan lulusan SLB untuk membantunya mengembangkan bisnis mainan anaknya.
Hal ini dikarenakan latar belakang pekerjaan suaminya sebagai guru SLB.
Karena ia melihat perlakuan berbeda yang diterima para difabel, membuat Rita tergerak untuk menggandeng mereka.
“Ada yang enggak kerja, ada juga yang ecek-ecek (mengamen) di perempatan jalan. Akhirnya kami putuskan untuk buat mainan edukasi. Produknya enggak hanya mencerdaskan anak bangsa dan bisa memancing mereka menjadi lebih kreatif,” papar Rita.
Baca Juga: 6 Tips Hemat Belanja Online untuk Persiapan Libur Natal dan Tahun Baru
Awalnya Rita memberdayakan lulusan SLB-B (penyandang tuna rungu) dan SLB-C (penyandang tunagrahita) untuk memproduksi berbagai mainan edukasi anak berbahan dasar kayu.
Setelah memperkerjakan lulusan SLB, Rita menyadari ada hal yang membuatnya kagum dari mereka.
“Istimewanya mereka ini, mereka tidak mudah bosan saat mengerjakan sesuatu berulang kali. Jadi lebih happy kan mengerjakannya,” jelas Rita.
Ia pun berharap kedepannya ABC Woodentoys dapat menjadi shelter workshop mandiri bagi lebih banyak lulusan SLB.
Selain itu, Rita juga berusaha untuk memberikan fasilitas terbaik bagi para karyawannya, mulai dari pelatihan hingga menyediakan asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan (BPJS) agar karyawannya mendapat kesejahteraan hingga pensiun.
Wah, perjalanan bisnis Rita inspiratif sekali ya, Kawan Puan?
(*)