Sementara itu, disampaikan oleh Tamara Gondo, CEO & Co-Founder Liberty Society, bahwa proses daur ulang tersebut juga melibatkan 100 perempuan marjinal.
"Kami sudah melatih 100 perempuan yang tadinya tidak mempunyai pekerjaan, bisa mendapatkan tiga sampai empat kali pekerjaan dengan income yang lebih besar untuk keluarganya," jelas Tamara.
Ia juga mengaku senang dapat mengedukasi dan membuat produk ramah lingkungan yang mengusung keberlanjutan manusia serta planet melalui kerja sama tersebut.
"Dari konstruksi booth dan pembuatan merchandise, lebih dari 520 kilogram sampah plastik dan 240 kilogram rice husk telah diolah kembali,” jelasnya.
Produk-produk ini pun dijual kembali ke dalam platform Blibli sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat. Menariknya lagi, pada produk yang akan dibeli nantinya, terdapat hang tag yang berisikan benih bayam.
Dalam proses daur ulang secara ekonomi sirkular ini juga merangkul secara inklusif para konsumen, pelestari dan pengepul sampah.
Gerakan Eco-Conscious
Tak hanya melakukan upcycling pada sampah-sampah plastik dan kemasan, keseriusan Blibli berkontribusi dalam mengatasi masalah lingkungan tersebut juga diwujudkannya dengan mengusung kampanye Blibli Cinta Bumi.
Kampanye yang telah berlangsung sejak 2020 ini menggaungkan seruan untuk hidup lebih eco-conscious melalui ekosistem omnichannel Blibli yang inklusif.
Baca Juga: Perpanjang Siklus Hidup Pakaian, Sejauh Mata Memandang Rilis Koleksi Baur di JFW 2023