Parapuan.co - Indonesia MIRAH merupakan program kolaborasi antara Unilever Indonesia bersama Lembaga Riset IDI.
Unilever Indonesia bersama Lembaga Riset IDI kembali menggelar program Indonesia MIRAH (Medical Innovation Research in Health) 2022.
Digelar untuk kedua kalinya, program ini berhasil menjaring hampir dua kali lipat submisi riset dalam bentuk proposal penelitian dan karya tulis ilmiah di bidang kesehatan, yang disusun oleh para dokter, tenaga kesehatan, mahasiswa kedokteran dan akademisi di bidang kesehatan lainnya.
Total penghargaan senilai Rp250.000.000 diberikan kepada 5 proposal dan 10 karya tulis ilmiah terpilih, dengan tema besar "Pembangunan Berkelanjutan pada Penanganan di Bidang Kesehatan Pasca Pandemi", dengan menekankan pada urgensi penerapan PHBS di tengah masyarakat.
Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional, acara puncak penghargaan dan talkshow digelar, dengan melibatkan narasumber: Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU, Menteri Kesehatan Republik Indonesia; dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes, Presiden Elect Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia; dan Ainul Yaqin, Director Personal Care PT. Unilever Indonesia sebagai keynote speakers.
Selain itu hadir pula dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI; Prof. Dr.drh. NLP Indi Dharmayanti, M.Si, Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN; dr. Marhaen Hardjo M. Biomed., PhD, Direktur Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia; dan drg. Ratu Mirah Afifah, GCClindent, MDSc., Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia, sebagai narasumber di sesi talkshow.
Dalam kata sambutannya, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU, Menteri Kesehatan Republik Indonesia menyatakan, pandemi Covid-19 membuka pandangan kita semua akan pentingnya PHBS serta menjaga protokol kesehatan.
Data BPS menunjukkan 1 dari 4 orang Indonesia tidak memiliki akses ke fasilitas cuci tangan dasar, dan hanya separuh fasilitas publik yang memiliki fasilitas CTPS yang berfungsi.
"Pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan PHBS sebagai bagian dari sanitasi total berbasis masyarakat serta GERMAS, sebagai salah satu prioritas dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030," terang Budi Gunadi Sadikin, dalam acara virtual briefing, Sabtu (12/11/2022).
Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Ini 5 Tips Olahraga Bagi Pengidap Gangguan Autoimun
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan juga mengapresiasi kerjasama Lembaga Riset IDI bersama Unilever melalui Indonesia MIRAH, dan berharap program ini dapat mendukung peningkatan ketahanan kesehatan di Indonesia melalui riset dan inovasi.
"Riset dan penelitian yang mendalam menjadi pondasi dari lahirnya berbagai inovasi, tak terkecuali di bidang kesehatan. Semangat riset dan inovasi pulalah yang menjadi landasan kami dalam menghadirkan rangkaian produk dan inisiatif yang dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," ujar Ainul Yaqin, Direktur Personal Care Unilever Indonesia.
"Hal ini selaras dengan The Unilever Compass - yang merupakan strategi besar kami dalam menjalankan bisnis sekaligus memberi manfaat kepada masyarakat, di tempat dimana kami beroperasi. Kolaborasi Unilever bersama Lembaga Riset IDI melalui Indonesia MIRAH juga menjadi salah satu manifestasi dari strategi tersebut," tambahnya.
Sejak 2004, Unilever melalui brand-brand unggulannya salah satunya Lifebuoy, secara konsisten memberikan rangkaian edukasi berkelanjutan serta membangun fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai bagian dari PHBS, dan telah berhasil menjangkau 100 juta masyarakat Indonesia.
Terbaru, Unilever juga menyusun White Paper Study yang bertujuan untuk mengevaluasi program edukasi CTPS, guna menjaga kualitas dan manfaat program yang kami kembangkan, serta agar dapat terus memberikan dampak positif bagi anak-anak, orang tua, dan masyarakat luas.
Urgensi kehadiran riset dan penelitian dalam membangun ketahanan sektor kesehatan Indonesia disampaikan oleh dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes, Presiden Elect Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.
“Berbagai penelitian menegaskan tentang bagaimana perubahan perilaku masyarakat terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci dalam mencegah penyebaran berbagai penyakit menular.
"Inilah mengapa, riset dan inovasi terkait PHBS penting untuk terus diperbaharui sehingga masyarakat dapat terus terinformasi dan teredukasi terkait urgensi penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, guna mencegah penyebaran berbagai penyakit berbahaya,” jelas dr. Slamet.
Baca Juga: Ramai Tiba Tiba Tenis Desta vs Raffi Ahmad, Ini 6 Manfaat Tenis untuk Kesehatan
Pentingnya membangun minat riset dan penelitian khususnya di bidang kesehatan dipertegas oleh Prof. Dr. drh. NLP Indi Dharmayanti, M.Si, Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN.
“Jumlah peneliti di Indonesia, khususnya terkait kesehatan masih tergolong rendah. Global Innovation Index menempatkan Indonesia di urutan ke 87 dari 132 negara.
"Padahal, kebutuhan akan riset dan inovasi di bidang kesehatan sangatlah dibutuhkan khususnya dalam membangun ketahanan sektor kesehatan pasca pandemi, mengingat berbagai kebijakan akan tepat diputuskan jika berlandaskan pada suatu penelitian,” ungkap Prof. Indi.
Indonesia MIRAH merupakan inisiatif kolaboratif antara Unilever Indonesia bersama Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia.
Acara ini bertujuan untuk mengembangkan iklim penelitian bagi praktisi dan akademisi kesehatan di Indonesia, sekaligus mendukung target transformasi kesehatan yang diusung pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.
Marhaen Hardjo M. Biomed., PhD, Direktur Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia menambahkan, tahun ini, program Indonesia MIRAH juga memberi kesempatan yang lebih luas kepada lebih banyak pihak, tidak hanya untuk dokter dan mahasiswa kedokteran, tapi juga dari bidang ilmu kesehatan lainnya.
"Kami sangat senang melihat antusiasme dari para peserta yang telah mengajukan proposal penelitian mereka - dimana tahun ini jumlah peserta meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu (2021: 79 peserta, 2022: 152 peserta).
"Menariknya, proposal penelitian yang diajukan sangat beragam dan banyak diantaranya yang juga fokus pada pentingnya penerapan PHBS dalam upaya mencegah penularan berbagai penyakit berbahaya," ucap Marhaen.
"Beberapa ide penelitian di antaranya terkait edukasi mencuci tangan pada anak melalui storytelling, pemanfaatan sabun mandi tanpa bilas berbahan lidah buaya dan kemangi untuk mencegah infeksi di pengungsian, hingga pengaruh latihan submaksimal terhadap memori kerja orang dewasa yang sehat," tutupnya.
Baca Juga: 5 Mitos Kesehatan Anak, Dokter Spesialis Ungkap Fakta Sebenarnya
(*)