Walau begitu, film ini tidak ditujukan untuk membuka kembali trauma korban atau penyintas yang belum pulih.
"Karena itulah, setelah berdiskusi dengan berbagai pihak, kami memutuskan bahwa film akan menampilkan Peringatan Menonton di awal film," ujar Chand Parwez.
Sang sutradara, Gina S. Noer, berusaha memahami kompleksitas remaja perempuan di tengah dunia digital dalam pembuatan film Like & Share.
"Sebagai seorang perempuan dan ibu dari dua remaja, saya berusaha memahami kompleksitas yang mereka dan generasinya hadapi saat ini," cerita Gina S. Noer.
Gina percaya bahwa membuat film ini merupakan salah satu langkah yang bisa ia lakukan untuk mencegah naiknya angka korban kekerasan seksual di Indonesia.
"Kita bisa mencegah agar angka kekerasan (terutama seksual) bisa menurun dan para penyintas bisa pulih," kata Gina.
"Dengan cara kita mau bersama-sama membangun masyarakat yang lebih paham, ikut mencegah, dan mendampingi korban," lanjutnya.
Gina S. Noer juga mengatakan bahwa menonton film Like & Share yang kompleks ini menjadi suatu sarana edukasi dan pemahaman soal kekerasan seksual.
Walaupun tidak nyaman, menurut Gina penting untuk menyaksikan film ini demi mencari solusi bersama sebagai masyarakat.
"Karena itu, kita perlu terlibat dalam diskusi sulit, termasuk menonton film fiksi yang mungkin tak nyaman, sebagai salah satu cara demi mencari solusi bersama," tambah Gina S. Noer.
Kawan Puan, film Like & Share rencananya tayang serentak di seluruh Indonesia pada 8 Desember 2022.
Sebelum itu, film ini akan diputar di lima kota besar Indonesia dalam rangka kampanye 16 HAKTP (16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan) dalam bentuk karya film.
Baca Juga: Tayang Akhir Tahun, Film Like & Share Rilis Trailer Tampilkan Aurora Ribero dan Arawinda Kirana
(*)