Ini Filosofi Wastra Nusantara yang Jadi Cendera Mata KTT G20 untuk Para Pemimpin Negara

Citra Narada Putri - Rabu, 16 November 2022
Wastra nusantara yang jadi cendera mata untuk para pemimpin negara di KTT G20.
Wastra nusantara yang jadi cendera mata untuk para pemimpin negara di KTT G20. Dok. Biro Pers, Media & Informasi Sekretarian Presiden

Tradisi batik ini telah berlangsung sejak lama dan tumbuh serta berkembang dari daerah Kedungwuni, Pekalongan.

Simbol hasil akulturasi budaya asing dan nusantara juga tercermin dari motif-motif yang terukir di Batik Tiga Negeri.

Pesona batik unik ini menonjol karena kompleksitas motifnya yang mampu menggabungkan corak batik pedalaman (Solo dan Yogyakarta) dengan motif pesisiran (Pekalongan dan Cirebon) serta pola Peranakan Tionghoa dan Belanda. 

Ini tercermin dari ragam coraknya, seperti bunga Peony, Sakura, kupu-kupu, burung Hong, dan flora dan fauna lainnya yang juga dipadupadankan dengan pakem motif batik Jawa Tengah.

Jenis batik asli Pekalongan yang menjadi suvenir KTT G20 yaitu kain batik Liem Ping Wie (LPW) yang mempunyai ciri khas pada tiap detail motif dan pewarnaannya.

Kain batik LPW sendiri dibuat turun menurun dengan sentuhan etnik yang mendalam dan dipadukan dengan warna cerah sehingga memiliki ciri khas yang unik.

LPW memproduksi batik tulis halus hingga batik cap coletan, membuat batik ini layak untuk menjadi salah satu koleksi para pecinta batik.

Semua cendera mata untuk seluruh pemimpin negara yang menghadiri KTT G20 ini telah dikerjakan selama enam bulan untuk setiap satu helai kain batiknya.

Sementara itu dibutuhkan sekitar empat orang untuk bisa menyelesaikan satu helai kain batik.

Baca Juga: Presiden Jokowi Kenakan Pakaian Adat Bali di Jamuan Makan Malam KTT G20



REKOMENDASI HARI INI

Ini Filosofi Wastra Nusantara yang Jadi Cendera Mata KTT G20 untuk Para Pemimpin Negara