Batik-batik indah inilah yang dikenakan oleh para pemimpin negara anggota G20, pemimpin negara, dan pemimpin organisasi internasional saat acara gala makan malam di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), yang juga sempat jadi sorotan.
Selain itu, Kain Tenun Ikat Catri Klungkung Bali juga jadi wastra nusantara yang dipilih sebagai cendera mata KTT G20.
Kain tenun ikat ini adalah wastra khas Bali yang mencerminkan keindahan alam, flora, dan fauna Bali, serta sarat dengan nilai seni dan filosofi yang kaya warna dan simbolisme.
Inspirasi keindahan flora yang berupa bunga, putik, dan tanaman rambat nusantara digubah dan diterjemahkan dalam karya tenun ke dalam pola-pola hiasan tegas yang dibuat berulang-ulang dan mengalir (pepatran).
Ornamen pepatran mengandung unsur budaya adi luhung yang melambangkan sebuah paradoks kehidupan yang harus diselaraskan dan diseimbangkan sehingga tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan dunia.
Tenun ikat ini pun dikerjakan sepenuhnya menggunakan tangan para penenun Desa Gelgel, Klungkung Bali dan alat tenun tradisional sehingga setiap corak kainnya unik serta tidak ada yang sama antara satu dan lainnya.
Wastra nusantara ini adalah hasil inovasi desain dari Putu Agus Aksara Diantika, yang dibuat dengan teknik tenun ikat tanpa meninggalkan keaslian kain endek klungkung.
Kain Tenun Ikat Catri ini pun diberikan dan disematkan kepada para istri dari para pemimpin negara G20 saat welcoming dinner, di Lotus Pond, Garuda Wisnu Kencana.
Setiap ketua delegasi dari masing-masing negara anggota G20, pemimpin negara serta pemimpin organisasi internasional yang diundang dalam KTT G20 akan menerima kain Batik Tiga Negeri Pekalongan dan Kain Tenun Ikat Catri Klungkung Bali dengan corak dan warna yang berbeda-beda.
(*)
Baca Juga: Didampingi Iriana Jokowi, Pendamping Pemimpin G20 Belajar Kreasi Tas dan Topi dari Daun Lontar