"Misi ini pun akhirnya bukan cuman berhenti di Indonesia, tapi kita bisa lebih expand ke luar negeri juga," ujar laki-laki yang akrab dipanggil Asfales.
Ini merupakan ketiga kalinya brand lokal asal Bandung ini unjuk gigi produk ramah lingkungan mereka kepada pasar sepatu internasional.
Bahkan menariknya, Pijakbumi pernah mengikuti kompetisi dan menerima penghargaan sebagai 12 Emerging Designers di MICAM Milano, Italia pada tahun 2020.
Dalam prosesnya, Pijakbumi memang mengadopsi model bisnis sirkular ekonomi.
Bahan mentah yang digunakan oleh Pijakbumi adalah material yang natural-based dan recycle-based.
"Begitu diproduksi, kemudian dipake oleh temen-temen, setelah 'dibuang' ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu diperbaiki dan di-recycle," jelas laki-laki yang akrab dipanggil Asfales.
Misalnya, apabila bagian sol sepatu jebol, maka bisa dikembalikan kepada Pijakbumi untuk dijahit.
Pijakbumi bisa mendaur ulang bagian kain pada produk-produk sepatunya.
Sementara residu dari material-material lainnya diberikan kepada organisasi waste management untuk dijadikan bahan baku pembuatan aspal.
Baca Juga: Jangan Disepelekan! Ini Dampak Fast Fashion dan Perilaku Konsumtif Pada Ancaman Limbah Pakaian