Fitur Bangunan Tahan Gempa di Jepang
Umumnya, arsitek Jepang bisa memilih fitur bangunan tahan gempa yang paling tidak meliputi beberapa hal berikut:
- Penggunaan rangka baja pada inti bangunan, tidak seperti struktur bangunan Barat/Eropa yang menggunakan inti beton bertulang.
- Penggunaan peredam diagonal serta balok dan kolom baja.
- Terdapat pendulum atau bandul di inti atau di atap bangunan.
- Peredam yang dipasang di antara tingkat bangunan.
- Struktur jaring untuk membantu membentengi bangunan.
- Leter T yang dibuat untuk terputus.
- Bangunan terhubung dengan sistem peringatan dini negara, yang mengingatkan penduduk pada gempa yang akan datang.
- Penggunaan pintu jatuh yang menyediakan lebih banyak cara untuk melarikan diri.
- Lampu tertutup untuk melindungi orang jika bola lampu meledak saat terjadi gempa.
Keren ya, Kawan Puan? Mungkinkah standar di atas bisa diaplikasikan pada bangunan-bangunan baru di Indonesia nantinya?
Baca Juga: Memahami Pentingnya Asuransi Properti sebagai Proteksi Aset Bangunan
(*)