Lebih jarang, bakteri dapat menyebabkan pneumonia. Jika hal itu terjadi, biasanya anak akan lebih cepat sakit, dimulai dengan demam tinggi mendadak, batuk, dan terkadang napas cepat.
Jenis pneumonia bakteri termasuk pneumonia pneumokokus, pneumonia mikoplasma (pneumonia berjalan), dan pertusis (batuk rejan).
Seperti banyak infeksi, pneumonia biasanya menyebabkan demam, yang pada gilirannya dapat menyebabkan berkeringat, menggigil, kulit memerah, dan rasa tidak nyaman secara umum.
Mengutip dari Healthychildren.org, anak juga mungkin kehilangan nafsu makan dan tampak kurang energik dari biasanya. Bayi dan balita mungkin tampak pucat dan lemas, serta menangis lebih dari biasanya.
Karena pneumonia dapat menyebabkan kesulitan bernapas, anak mungkin juga memperhatikan gejala lain yang lebih spesifik ini:
1. Batuk
2. Napas epat, sesak napas
3. Menarik kulit di antara dan di sekitar tulang rusuk dan tulang dada
4. Flaring (pelebaran) lubang hidung
5. Nyeri di dada, terutama saat batuk atau bernapas dalam-dalam
6. Mengi
7. Warna kebiruan pada bibir atau kuku, disebabkan oleh berkurangnya oksigen dalam aliran darah.
Meskipun diagnosis pneumonia biasanya dapat dibuat berdasarkan tanda, gejala dan pemeriksaan, rontgen dada terkadang diperlukan untuk memastikan dan menentukan sejauh mana keterlibatan paru.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari pneumonia.
Mereka akan memeriksa penampilan, pola pernapasan, dan tanda-tanda vital orang tersebut. Mereka akan mendengarkan paru-paru dan mungkin melakukan rontgen dada.
Baca Juga: Dokter Paru Ingatkan Pentingnya Vaksinasi Pneumonia untuk Anak dan Dewasa
(*)