3. Sibuk dengan berbelanja barang-barang yang tidak dibutuhkan.
4. Punya masalah di tempat kerja, sekolah, atau rumah karena belanja yang tidak terkendali.
5. Menghabiskan banyak waktu untuk meneliti barang-barang yang didambakan dan/atau berbelanja barang-barang yang tidak dibutuhkan.
Sebagai catatan penting, untuk dianggap sebagai gangguan pembelian kompulsif, perilaku belanja kompulsif tidak boleh dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental lainnya, seperti periode hipomania atau mania dengan gangguan bipolar.
Siapa yang berisiko alami gangguan belanja kompulsif?
Menurut studi Gender Differences in Compulsive Buying Disorder: Assessment of Demographic and Psychiatric Co-Morbidities, perempuan lebih mungkin didiagnosis dengan gangguan belanja kompulsif.
Selain itu, studi Compulsive buying: descriptive characteristics and psychiatric comorbidity pun mengungkapkan adanya kaitan antara gangguan belanja kompulsif dengan masalah kesehatan mental antara lain:
- Gangguan kecemasan
Baca Juga: Mengenal Depresi pada Anak, Termasuk Tanda dan Berbagai Penyebabnya