Parapuan.co - Meski sudah mulai melonggar, kita saat ini masih berada dalam masa pandemi Covid-19.
Bahkan beberapa waktu belakangan ini kasus Covid-19 dikabarkan kembali naik secara global, termasuk juga di Indonesia.
Untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan peningkatan kasus dan munculnya subvarian baru, pemerintah ini kembali meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19.
Baik vaksin dosis lengkap maupun vaksin booster kian digalakkan. Bahkan kini terbaru, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai mengizinkan pemberian vaksin booster Covid-19 dosis kedua atau suntikan keempat.
Vaksin booster kedua ini mulai dilakukan kepada lansia berusia di atas 60 tahun.
Kebijakan pemberian vaksin Covid-19 booster 2 ini diatur dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/5565/2022 tentang Vaksinasi Covid-19 Dosis Booster ke-2 Bagi Kelompok Lanjut Usia.
Berlaku efektif sejak ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu pada tanggal 22 November 2022.
Nantinya, vaksin booster 2 yang akan digunakan ialah vaksin yang sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM dan rekomendasi ITAGI.
Secara lebih rinci, berikut ini vaksin Covid-19 yang bisa digunakan dalam vaksinasi booster 2 untuk lansia, seperti dikutip dari laman Sehat Negeriku:
Baca Juga: Kasus Covid-19 November 2022 Naik, Vaksin Booster 2 untuk Lansia Segera Dimulai
1. Kombinasi untuk booster pertama Sinovac
- AstraZeneca diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- Moderna diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Sinovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
2. Kombinasi untuk booster pertama AstraZeneca
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
3. Kombinasi untuk booster pertama Pfizer
- Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
4. Kombinasi untuk booster pertama Moderna
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
5. Kombinasi untuk booster pertama Janssen (J&J)
- Janssen (J&J) diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
6. Kombinasi untuk booster pertama Sinopharm
- Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Zivifax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
7. Kombinasi untuk booster pertama Covovax
- Covovax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Sejauh ini, semua vaksin booster hanya diperuntukkan bagi masyarakat berusia 18 tahun ke atas.
Baca Juga: Waspada Penyebaran Dengue di Tengah Musim Hujan, Ini Pentingnya Vaksin Dengue
Untuk waktu pemberian vaksin booster kedua sendiri, vaksin bisa diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan dari booster pertama.
Mengutip dari Kompas.com, berikut ini efek samping dari vaksin booster tersebut:
1. Vaksin Sinovac
Efek samping dari suntikan Sinovac, kemungkinan bisa muncul reaksi lokal atau nyeri di lokasi suntikan dengan tingkat keparahan grade satu atau dua.
2. Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca dapat memberikan efek samping antara lain nyeri, kemerahan, gatal, pembengkakan, kelelahan, sakit kepala, meriang, dan mual.
3. Vaksin Pfizer
Efek samping dari pemberian vaksin Pfizer yang mungkin muncul adalah dapat berupa nyeri otot, demam, dan nyeri sendi.
Baca Juga: BPOM Setujui Vaksin Covid-19 Covovax untuk Booster Usia 18 Tahun Ke Atas
4. Vaksin Moderna
Vaksin Moderna kemungkinan akan memberikan efek samping meliputi lemas, sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.
5. Vaksin Sinopharm
Efek samping yang mungkin muncul atas pemberian vaksin Sinopharm antara lain nyeri di tempat suntikan, pembengkakan, kemerahan, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot.
Tingkat keparahan dari efek sampingnya berkisar grade satu atau dua.
6. Vaksin Zifivax
Efek samping pemberian suntikan vaksin Zifivax meliputi timbul nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual, dan diare dengan tingkat keparahan grade satu dan dua.
(*)