Parapuan.co - L'Oréal Indonesia menunjukkan komitmennya dalam mengurangi dan menangani sampah plastik melalui L'Oréal For The Future.
L'Oréal for the Future (L4TF) sendiri merupakan strategi pembangunan berkelanjutan dengan target berbasis sains dan memiliki komitmen jangka panjang hingga 2030.
Dalam jumpa pers yang diselenggarakan pada Selasa, (6/12/2022), Presiden Direktur L'Oréal Indonesia, Junaid Murtaza, memberikan penjelasannya.
“Di L'Oréal, kami memiliki tujuan yang sama untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia. Hari ini kami menegaskan komitmen kami terhadap keberlanjutan melalui L'Oréal For The Future yang merupakan bagian tak terpisahkan dari L'Oréal Indonesia," ujar Junaid.
Dalam strategi ini, L4TF mencakup enam topik utama, di antaranya air, iklim, keanekaragaman hayati, pemberdayaan komunitas, dampak finansial, dan limbah.
Adapun strategi L4TF ini menargetkan untuk mencapai pengurangan 78% penggunaan virgin plastic dan 26% pengumpulan sampah kemasan melalui kolaborasi daur ulang di tahun 2025.
Strategi yang dijalani L'Oréal Indonesia sejalan dengan Peraturan Presiden No. 83 tahun 2018 tentang penanganan sampai laut dengan target pengurangan sampah laut sebesar 70% pada 2025.
Sebagai informasi, limbah plastik yang dihasilkan Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun dan 3,2 juta ton terbuang ke laut.
Dalam kesempatan yang sama, Ujang Solihin Sidik, M.Sc., selaku Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan memberikan tanggapannya.
Baca Juga: Setelah Viral di TikTok, L'Oréal Paris Luncurkan Eye Serum Terbaiknya di Indonesia
“Untuk mencapai target tersebut, pelaporan, pengumpulan data, dan pengawalan sangatlah diperlukan agar tercipta komitmen dan kontribusi nyata dalam pengelolaan sampah baik di darat maupun di laut melalui kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat,” ujarnya.
Untuk itu, L'Oréal Indonesia terus bertransformasi dan berinovasi menghadirkan produk kecantikan dengan kemasan yang semakin ramah lingkungan.
Adapun langkah yang dilakukan seperti pembatasan dengan mengurangi 20% intensitas kemasan produk di 2030.
Kemudian, L'Oréal Indonesia juga terus berupaya untuk menggunakan 100% bahan daur ulang pada kemasan plastik rigid di 2025.
Selain itu, L'Oréal Indonesia juga melakukan kolaborasi bersama Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) dan e-Recycle dalam mengumpulkan kembali dan mendaur ulang sampah paska konsumen.
Sejak Oktober 2022, L’Oréal Indonesia telah resmi menjadi anggota IPRO dan berfokus untuk mendaur ulang tipe plastik yang masih jarang di daur ulang di Indonesia, yaitu tipe plastik PP dan MLP (multi layered plastic).
Tipe plastik PP dan MLP sendiri merupakan jenis plastik yang materialnya sulit terurai, namun infrastrukturnya belum terbangun sempurna dan menyebabkan nilai ekonominya rendah.
"Di sinilah L'Oréal sebagai salah satu anggota IPRO memiliki peran strategis untuk turut membangun infrastruktur daur ulang plastik PP dan MLP agar dapat meningkatkan pasokan serta permintaan kedua tipe plastik ini di Indonesia,” papar Zul Martini Indrawati selaku General Manager IPRO.
Ketiga strategi L4TF ini menjadi kunci utama L’Oréal Indonesia dalam menjawab Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) No. P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
L'Oréal Indonesia juga menjadi salah satu dari 40 perusahaan pertama yang mendeklarasikan peta jalan pengurangan sampah kami kepada KLHK.
“Pengumpulan peta jalan ini merupakan bukti kontribusi L’Oréal dalam mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi isu sampah nasional sekaligus menjadi bagian penting dari upaya mengurangi jejak lingkungan kemasan kami,” pungkas Mohamad Fikri, selaku Director of Corporate Responsibility, L'Oréal Indonesia.
Baca Juga: Memajukan Sains Indonesia, L'Oreal Dukung 5 Peneliti Kulit dan Rambut
(*)