"Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu curah hujan tersebut antara lain masih sama dengan 21 Desember, namun intensitasnya semakin menguat yaitu Monsun Asia," lanjutnya.
Dwikorta juga mengatakan dalam beberapa hari terakhir, potensi terjadinya Monsun Asia yang disertai dengan udara dingin yang berasal dari dataran tinggi Tibet di Asia mungkin terjadi.
Tak hanya fenomena Monsun Asia, fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara lebih intensif juga mungkin terjadi.
"Karena tadi ada 3 fenomena ya, Monsun Asia, seruak udara dingin, dan fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara lebih intensif di wilayah Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Selatan," pungkasnya.
Kondisi cuaca ekstrem tersebut dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, pohon tumbang, dan banjir rob.
Tak hanya itu, cuaca ekstrem ini juga memicu gelombang tinggi, angin kencang, jalanan licin, hingga puting beliung.
Oleh karena itu, Kawan Puan bisa tetap waspada terhadapt cuaca ekstrem.
Baca Juga: Jabodetabek Berpotensi Hujan Esktrem dan Badai Dahsyat pada 28 Desember 2022
(*)