Parapuan.co - Kawan Puan, angka kekerasan terhadap perempuan di Indonesia masih sangat tinggi.
Maka itu, Yayasan Suara Hati Perempuan bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia dan PT Blue Bird Tbk (Bluebird) ingin berupaya menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan.
Ajang Seni dan Tutur Perempuan: 16 Perempuan, 16 Suara, dan 16 Kekuatan pun diciptakan oleh tiga lembaga tersebut sebagai bentuk aksi nyata sosialisasi dan edukasi pencegahan kekerasan seksual.
Perhelatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Kampanye Internasional 16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism Against Gender Based Violence).
16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan digelar sejak tahun 1991 dan digagas oleh Women’s Global Leadership Institute dengan dukungan Center for Women Global Leadership.
Setiap tahunnya, kampanye ini dilakukan mulai tanggal 25 November – 10 Desember.
Pagelaran Seni & Tutur Perempuan yang beragendakan pameran, diskusi dan screening film ini memadukan 16 pekerja seni Indonesia dengan beragam gagasan dan ekspresi.
Para pekerja seni ini menyuarakan kegelisahan dan berbagi pengetahuan antara satu dengan yang lain, terkait isu-isu perempuan yang selama ini kerap berkembang di masyarakat.
Para 16 perempuan tersebut adalah Melly Goeslaw, Donna Agnesia, Hana Madness, Ayushita, Ussy Sulistiawaty, Melanie Subono, Ruth Marini, dan Leony VH.
Baca Juga: Peringati 16 Hari Anti-Kekerasan Perempuan, Belasan Artis Gelar Pameran Seni
Kemudian ada Amy Fitria S, Jihan Husein, Nia Dinata, Revina VT, Mian Tiara, Nia Gautama, Ningrum Syaukat dan Rita Tila.
Mereka merupakan pelaku seni budaya, mulai dari penulis, perupa, pendongeng, aktor, penari, pemusik, pelukis, sutradara, dsb.
Perhelatan ini juga merupakan salah satu dari rangkaian lima kegiatan roadshow Yayasan Suara Hati Perempuan yang didukung Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Republik Indonesia, Bluebird Group, Komnas Perempuan, fotografer Nurulita, dan sutradara Riani Singgih - Seven10.
Pendiri Yayasan Suara Hati Perempuan dan Penggagas Acara Nova Eliza buka suara terkait kampanye ini.
"Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan merupakan sebuah kampanye internasional yang diselenggarakan untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia," kata Nova.
"Kekerasan terhadap perempuan saat ini masih tinggi di Indonesia," imbuhnya.
Nova mengatakan, berdasarkan data CATAHU (Catatan Tahunan) Komnas Perempuan 2022, selama kurun waktu 10 tahun, pencatatan kasus Kekerasan Berbasis Gender (KGB) terhadap perempuan mencapai jumlah tertingginya di tahun 2021.
Angka tersebut meningkat 50% dibanding tahun 2020, sebanyak 338.496 kasus.
"Dengan adanya ajang Seni & Tutur Perempuan: 16 Perempuan, 16 Suara, 16 Kekuatan ini, kami berharap semua pihak yang terlibat, sepertipPemerintah, lembaga masyarakat, akademisi, dan dunia usaha, dapat menjalin sinergi, bekerjasama dan bergandengan tangan agar tindak kekerasan terhadap perempuan dapat teratasi di Indonesia," ungkap Nova.
Baca Juga: Kampanye 16 HAKTP, Komnas Perempuan Dorong Implementasi UU TPKS Secara Maksimal
Nova menambahkan, melalui diskusi panel dengan tema "Menciptakan Ruang Aman bagi Perempuan di Ruang Publik", ia berharap dapat mendorong peningkatan kesadaran dan suara perempuan dalam seni dan budaya.
"Kami percaya, melalui perwakilan tiap suara perempuan, akan menyelamatkan ribuan hingga jutaan calon korban dari tindak kekerasan," kata Nova.
Chief Marketing Officer PT Bluebird Tbk, Mediko Azwar menjelaskan acara ini merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen Bluebird dalam berkontribusi terhadap perbaikan kualitas kehidupan.
Misi tersebut terangkum dalam pilar BlueLife yang merupakan bagian dari Visi Keberlanjutan Perseroan.
"Bluebird lahir dari seorang perempuan. Dalam perjalanan 50 tahun melayani negeri, Bluebird juga didukung oleh banyak perempuan tangguh sehingga bisa menjadi sebesar saat ini, seperti karyawan perempuan, pengemudi perempuan, dan juga istri-istri dari pengemudi yang merupakan tiang penopang dan bagian dari keluarga besar Bluebird," kata Mediko Azwar.
"Terdorong oleh nilai luhur perusahaan yaitu Peduli, Bluebird sebagai perusahaan penyedia layanan mobilitas yang berkelanjutan, berkomitmen akan selalu menjunjung tinggi rasa hormat dan penghargaan terhadap para perempuan, serta menyediakan rasa aman bagi seluruh masyarakat yang dilayaninya, terutama perempuan," lanjutnya.
Kawan Puan, Bluebird senantiasa berkontribusi sebagai agen pembangunan masyarakat, termasuk dalam hal pemberdayaan perempuan dan kampanye anti-kekerasan terhadap perempuan.
Lebih lanjut, Mediko menjelaskan bahwa beragam inisiatif telah dilakukan perseroan untuk mendukung terciptanya ruang aman bagi perempuan untuk tumbuh dan berkembang.
Ragam inisiatif tersebut meliputi program Kartini Bluebird, inisiatif kesetaraan gender di perusahaan, hingga inisiatif yang dilakukan oleh tim Bluebird untuk mencegah pernikahan dini dengan melakukan edukasi secara langsung.
Baca Juga: Dukung Kampanye 16 HAKTP, Chelsea Islan Serukan Pesan Ini untuk Generasi Muda
Tak terhenti disitu, Bluebird juga pernah menyelamatkan korban pemerkosaan oleh sekelompok laki-laki, dan saat ini perempuan tersebut merupakan bagian dari keluarga besar Bluebird Group untuk menjadi pengemudi dan pernah mendapatkan predikat sebagai pengemudi teladan.
"Bluebird hadir dalam melayani dengan membawa nilai-nilai seorang Ibu yang ingin menjaga dan melihat keluarganya dapat tumbuh serta berkembang sehingga kami ingin setiap masyarakat merasa aman dengan hadirnya Bluebird," kata Mediko.
"Kami belajar, trust is earned, 50 tahun beroperasi, kami bersyukur bisa menjadi rekan mobilitas terpercaya untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bermobilitas bagi kaum perempuan yang pulang lembur, sampai seringkali tidur tenang tanpa rasa was-was selama perjalanan," lanjutnya.
Sebagai penutup Mediko mengungkapkan bahwa, perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa dan negara.
Indonesia memiliki banyak tokoh perempuan seperti pejuang kemerdekaan, pejuang pendidikan, dan pejuang bagi keluarga.
Namun, masih banyak data yang menunjukkan adanya kerentanan perempuan karena kekerasan.
Dampak dari kekerasan terhadap perempuan ini bisa berlangsung dalam jangka panjang, bahkan memiliki efek permanen yang dapat memengaruhi masa depannya.
Ia berharap, melalui kegiatan ini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengentaskan isu kekerasan terhadap perempuan di Indonesia semakin meningkat.
Hal itu karena para perempuan difasilitasi melalui ketersediaan ruang aman untuk berekspresi dan mengembangkan potensi diri.
Baca Juga: Menilik Pasal-Pasal Kontroversial KUHP terhadap Kebebasan Perempuan
(*)