Riset pada 2021 oleh D. S. Janowsky menyatakan bahwa introversi berperan dalam perkembangan gejala depresi.
Hal itu didukung oleh kepekaan para introvert yang lebih besar terhadap perasaan dan emosi.
Selain itu, ada juga faktor neurotisme, sifat kepribadian yang terkait dengan kecenderungan perasaan negatif atau selalu merasa tertekan.
Seperti yang kita ketahui, lingkungan sosial sering kali menuntut kita menjadi orang yang terbuka dan mudah berbaur.
Hal tersebut dapat menjadi tekanan tersendiri bagi para introvert yang tidak mudah terbuka dan terikat dalam sebuah percakapan dengan orang lain.
2. Keinginan untuk Bunuh Diri
Kawan Puan, riset pada 2017 oleh sejumlah peneliti menyatakan bahwa ada keterkaitan antara introversi dan keinginan untuk bunuh diri.
Penelitian tersebut membandingkan 365 orang dengan gangguan bipolar dan 296 orang dengan depresi berat dengan kelompok orang yang berjumlah 315.
Temuan menunjukkan bahwa orang dengan ekstroversi yang lebih rendah memiliki risiko keinginan untuk bunuh diri yang lebih tinggi.
Baca Juga: Berkaca dari Mahasiswa di Yogyakarta, Ahli Jelaskan Cara Bantu Teman agar Tidak Bunuh Diri