Parapuan.co - Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi salah satu momen yang banyak dimanfaatkan untuk berlibur atau traveling.
Banyak dari Kawan Puan yang mungkin telah merencanakan untuk liburan sepanjang momen Nataru ini.
Terlebih kini kebijakan PPKM telah resmi dicabut oleh pemerintah dan berbagai aturan telah dilonggarkan.
Sepanjang 2022 lalu, sektor pariwisata di Indonesia sudah mulai kembali bangkit dengan meningkatnya minat masyarakat untuk traveling. Begitu juga pada 2023 ini, diprediksi akan semakin naik.
Pegipegi telah melakukan survei secara online kepada lebih dari 450 pelanggan yang tersebar di wilayah Indonesia pada periode 2–25 November 2022 lalu, sekaligus mengumpulkan dan mengolah data internal untuk mengungkap tren traveling masyarakat setelah lebih dari dua tahun berkutat dengan pandemi.
Vice President of Commercial and Marketing Pegipegi, Ryan Kartawidjaja mengatakan, tahun 2022 menjadi momen kebangkitan industri pariwisata. Hal ini ditandai dengan peningkatan pemesanan transportasi dan akomodasi di Pegipegi sepanjang tahun 2022 yang meningkat pesat.
"Selain itu, momen kebangkitan pariwisata ini juga didukung sejumlah temuan yang menunjukkan minat masyarakat untuk traveling tetap tinggi. Mulai dari pencarian kata healing yang meningkat 500 persen di Google Search dan menjadi konsep baru dalam dunia travel, tumbuhnya minat wellness-tourism untuk menjaga kesehatan mental dan jasmani, serta sejumlah indikator lainnya dari Pegipegi Travel Report 2022,” ungkap Ryan Kartawidjaja, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.
Pegipegi Travel Report 2022 menunjukkan sejumlah temuan menarik seputar pola traveling masyarakat sepanjang tahun ini. Berikut adalah hasilnya:
Tetap Berencana Traveling di Tengah Risiko Resesi
Baca Juga: Tips Traveling Bagi Ibu Hamil di Libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023
Meskipun risiko resesi ekonomi diprediksi mencuat di tahun 2023, 80 persen responden tetap berencana traveling dan sekitar 19 persen belum memutuskan.
Bahkan, sekitar 62 persen responden sudah memiliki lebih dari tiga rencana perjalanan untuk tahun depan. Terlepas dari konteks risiko resesi, ada kenaikan minat traveling sebesar 24 persen, jika dibandingkan dengan data pada tahun 2020.
Dalam Pegipegi Travel Report 2020, responden yang berencana traveling di tahun 2021 sekitar 56 persen dan 44 persen lainnya belum memutuskan. Hal ini menunjukkan kekhawatiran akan keamanan dan keselamatan terhadap risiko Covid-19 sudah menurun seiring pulihnya situasi pasca-pandemi yang juga menumbuhkan antusiasme masyarakat melakukan traveling. Selain itu, isu resesi ekonomi global terlihat tak menyurutkan minat masyarakat untuk traveling.
Mereka yang berencana traveling di tahun 2023, sekitar 62 persennya ingin bepergian menuju destinasi domestik. Disusul 33 persen lainnya yang berencana mengombinasikan destinasi domestik dan internasional untuk agenda traveling mereka.
Preferensi Utama saat Traveling
Sekitar 61 persen responden melakukan traveling untuk mengisi waktu liburan. Sedangkan 20 persen responden untuk urusan bisnis atau pekerjaan.
Lalu, disusul keperluan silaturahim mengunjungi keluarga atau teman sebesar 11 persen serta sisanya untuk menjalani agenda atau keperluan khusus.
Ada dua preferensi utama responden ketika traveling. Sebanyak 71 persen responden melakukan traveling karena ingin menikmati momen healing atau refreshing dengan menemukan suasana baru, sedangkan 59 persen responden traveling demi menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.
Perencanaan dan Durasi Traveling
Sekitar 27 persen responden merencanakan perjalanan sekitar 3–7 hari sebelum keberangkatan. Disusul hampir 24 persen responden merencanakan perjalanan 1–2 minggu sebelum keberangkatan.
Sementara 23 persen responden lainnya merencanakan perjalanannya dalam waktu 1–3 hari. Mayoritas responden mengutamakan pencarian referensi harga hotel dan tiket transportasi (sebesar 85 persen), serta variasi tempat wisata dan kuliner di destinasi tujuan (sebesar 67 persen) dalam perencanaan traveling.
Temuan tersebut memperlihatkan keterkaitan perencanaan terhadap durasi traveling masyarakat yang cenderung singkat dengan intensitas banyak.
Selain itu, masyarakat Indonesia cukup sensitif dengan harga tiket transportasi dan akomodasi sehingga menjadikan keduanya sebagai bahan pertimbangan utama untuk traveling.
Dalam melakukan pemesanan untuk perjalanan, pemesanan melalui Online Travel Agent (OTA) diminati oleh 87 persen responden survei. Di sisi lain, sekitar 38 persen responden juga mengandalkan aplikasi atau situs resmi hotel dan penyedia layanan perjalanan lainnya untuk kebutuhan traveling mereka.
“Kehadiran OTA diminati masyarakat Indonesia karena menawarkan segudang kemudahan dalam melakukan traveling yang sesuai preferensi hanya dengan satu aplikasi. Proses yang ditawarkan pun cepat, sederhana, dan terjangkau,baik dari variasi produk, fitur, metode pembayaran hingga promo yang menguntungkan,” papar Ryan.
Pengalokasian Budget untuk Traveling
Mayoritas responden atau sekitar 82 persen, mengalokasikan budget secara rinci untuk kebutuhan traveling, mencakup biaya transportasi, akomodasi, konsumsi, dan kebutuhan lainnya.
Baca Juga: Baju Kompres Viral di TikTok, Bisa Jadi Solusi Hemat Tas saat Traveling
Adapun rentang alokasi budget yang dikeluarkan responden untuk satu kali perjalanan yaitu sekitar Rp1 juta–Rp3 juta (sebesar 36 persen) dan Rp3 juta–Rp5 juta (sebesar 25 persen).
Dengan dominannya rentang budget Rp1 juta sampai Rp5 juta, Pegipegi melihat fenomena frugal travel (yang salah satu prinsipnya bepergian dengan biaya mini) akan menjadi tren masa depan industri pariwisata.
Hal ini didukung dengan temuan sebelumnya dalam penelitian Pegipegi terhadap harga median hotel, di mana pengeluaran untuk akomodasi berkisar direntang Rp250.000 hingga Rp500.000.
Oleh karena itu, banyak layanan akomodasi yang menawarkan harga inap per malam di rentang tersebut.
Destinasi Domestik dan Internasional Populer
Berdasarkan data internal Pegipegi, destinasi domestik populer di tahun 2022 adalah Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Malang, Bali, Semarang, Surabaya, Bogor, Solo, Banjarmasin, Medan, Makassar, Batam, dan Pekanbaru.
Tren destinasi domestik ini masih mirip dengan data Travel Report 2021 lantaran kota-kota ini memiliki beragam destinasi menarik dengan dukungan layanan akomodasi serta akses transportasi yang memadai dan bervariasi.
Di sisi lain, pulihnya kondisi dan fleksibilitas regulasi perjalanan pasca-pandemi di Indonesia membuat pola pergerakan perjalanan travelers menjadi lebih luas.
Sedangkan untuk destinasi internasional adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Australia.
Perjalanan internasional mulai diminati masyarakat seiring dibukanya perbatasan sejumlah negara serta regulasi perjalanan yang semakin fleksibel untuk para turis.
Baca Juga: Persiapan Libur Tahun Baru, Ini Sederet Promo Liburan Murah ke Luar Negeri
(*)