Parapuan.co - Menjadi seorang perfeksionis seringkali dilihat sebagai poin plus saat kita wawancara untuk pekerjaan atau kepentingan lainnya.
Seorang perfeksionis cenderung lebih teliti dan detail dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Tak heran, sikap perfeksionisme dianggap sebagai nilai positif dari seseorang ketika menyangkut pekerjaan, pendidikan, dan banyak aspek lainnya.
Kendati demikian, ternyata menjadi perfeksionis tak selamanya baik.
Melansir Medical News Today, perfeksionisme sendiri digambarkan sebagai kondisi standar pribadi seseorang yang tinggi dan evaluasi diri yang cukup kritis.
Perfeksionisme ternyata dapat sangat memengaruhi kesehatan mental dan fisik kita.
Thomas Curran, seorang dosen di Departemen Kesehatan di University of Bath di Inggris, dan Andrew P. Hill, dari York St. John University, melakukan studi tentang keterkaitan perfeksionisme dengan kesehatan mental dan fisik.
Salah satu dampak yang paling terasa dari menjadi perfeksionis adalah gangguan kesehatan mental.
Dampak Perfeksionisme pada Kesehatan Mental
Baca Juga: Menjadi Perfeksionis Bisa Membuat Kita Sakit? Ini Dia 5 Penyebabnya