BERITA TERPOPULER LOVE AND LIFE: Mengenal Apa Itu Separation Anxiety hingga Memahami Hak Anak Menyampaikan Pendapat

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 27 Januari 2023
Mengenal Separation Anxiety, saat bayi menangis ketika berpisah dari ibu.
Mengenal Separation Anxiety, saat bayi menangis ketika berpisah dari ibu. Pixabay/joffi

Parapuan.co - Kawan Puan, berikut ini beberapa berita terpopuler dari kanal Love & Life hari ini, Jumat (27/1/2023).

Mulai dari mengenal separation anxiety pada bayi.

Hingga memahami hak anak dalam menyampaikan pendapat.

1. Mengenal Apa Itu Separation Anxiety, Kondisi Bayi Menangis saat Berpisah dari Ibu

Di tahun-tahun awal kehidupan, adalah hal yang wajar jika anak balita menangis saat berpisah dari orang tuanya.

Entah saat ditinggal orang tua bekerja, bahkan sekadar pergi ke kamar mandi saja terkadang membuat balita berlinang air mata.

Perilaku menangis saat berpisah dari orang tua tersebut dikenal dengan istilah separation anxiety atau kecemasan akan perpisahan.

Apa itu separation anxiety? Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

Baca selengkapnya di sini >>>

Baca Juga: Viral di TikTok Bayi Diberi Makanan Pedas, Ketahui Bahayanya

 

2. Penuh Duri, Jangan Meletakkan Tanaman Kaktus di 5 Area Rumah Ini

Kaktus menjadi tanaman hias yang dapat mempercantik dekorasi di dalam rumah.

Tanaman kecil berduri ini kerap kali ditemui jadi hiasan di berbagai ruangan di rumah.

Sayangnya, tidak tidak semua area di rumah bisa menjadi tempat yang tepat meletakkan tanaman kaktus.

Ada beberapa area yang sebaiknya tidak kamu jadikan lokasi menaruh kaktus, bahkan walau bentuknya kecil dan mudah dipindahkan.

Mengapa demikian dan area mana saja di rumah yang tidak boleh jadi tempat meletakkan tanaman kaktus?

Simak penjelasannya di bawah ini!

Baca selengkapnya di sini >>>

Baca Juga: 4 Tips Merawat Tanaman Sukulen agar Tumbuh Subur, Perhatikan Pencahayaan

3. Memahami Hak Anak dalam Menyampaikan Pendapat dan Cara Mewujudkannya

Anakmu bukanlah milikmu, mereka adalah putra putri sang hidup yang rindu pada dirinya sendiri.

Kalimat yang diambil dari puisi Kahlil Gibran dalam Sang Nabi tersebut awalnya sukar saya cerna.

Bagaimana mungkin seorang anak yang lahir dari darah dan daging orangtuanya bisa dikatakan bukan milik mereka?

Namun lama kelamaan, terutama setelah kian bergulat dengan berbagai literatur dan juga mengalami berbagai peristiwa dalam kehidupan, saya agaknya mulai paham.

Anak memang lahir melalui kita, tetapi anak memiliki hidupnya sendiri, memiliki haknya sendiri.

Tetapi bukankah anak adalah ibarat kertas kosong yang tidak tahu apa-apa sebelum kita isi pengetahuan tentang dunia?

Pendapat semacam itulah yang kemudian bisa diperdebatkan.

Jean-Jacques Rousseau dalam bukunya yang berjudul Emile, or On Education justru mengatakan bahwa anak sudah mempunyai sifat alamiah yang baik sejak lahir, sebelum justru “dirusak” oleh tangan-tangan manusia yang punya serba keinginan untuk membentuknya.

Selain itu, psikolog Swiss, Jean Piaget, bahkan menyebutkan bagaimana setiap anak telah membawa suatu perangkat kecerdasan kognitif yang terus berkembang setidaknya hingga usia 12 tahun.

Baca selengkapnya di sini >>>

Baca Juga: Saatnya Mencari ‘Pil’ Penolong untuk Pulihkan Para Ibu di Indonesia

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja