"Data kami tidak hanya terjadi pada anak yang ditinggal merantau saja. Saya melihat ada pergeseran sosial berkaitan dengan modernisasi adanya kemajuan IT. Dampaknya luar biasa. Dan bisa menyapa siapapun," kata Bupati Wonogiri yang akrab disapa Jekek dikutip dari Kompas.com,
Sabtu, (28/1/2023).
Ia juga menyebut bahwa 77 anak yang menikah dini, 21 di antaranya dalam kondisi hamil.
Sementara sisanya dipicu oleh faktor ekonomi dan budaya.
Risiko Pernikahan Anak di Bawah Umur
Di sisi lain, pernikahan anak dapat menimbulkan berbagai macam risiko.
Lebih parahnya, angka pernikahan anak yang terus meningkat dapat memperpanjang rantai kemiskinan hingga stunting.
Pernikahan anak juga berisiko kematian hingga angka perceraian yang tinggi.
"Kalau dua-duanya belum siap maka berat itu. Angka perceraian cukup tinggi karena anak ketemu anak. Mentalnya kan, belum siap," tambah Jekek.
Baca Juga: Peran Orangtua dalam Mencegah Pernikahan Dini, Begini Pendapat Ahli