Toujeo dan Lantus adalah bentuk insulin kerja panjang yang tersedia dalam pena suntik yang sudah diisi sebelumnya.
Ada juga jenis insulin kerja cepat, Afrezza, yang dapat dihirup melalui mulut melalui penghirup.
Dan kelas obat baru yang disebut inhibitor sodium-glucose cotransporter 2 (SGLT2) juga tersedia sekarang, menurut Mazhari. "Ini bekerja melalui jalur berbeda yang tidak bergantung pada pankreas, menawarkan opsi terapi medis lain untuk pasien diabetes tipe 2," ujarnya.
Kunci transisi yang mudah ke insulin adalah pendidikan.
“Pasien perlu mengetahui cara mengonsumsi insulin dengan benar karena ada banyak formulasi di pasaran, termasuk insulin kerja pendek dan panjang serta campuran awal,” jelas Mazhari.
"Sebagian besar dapat dimulai dengan insulin kerja panjang sekali sehari, meskipun untuk beberapa pasien insulin kerja pendek atau waktu makan mungkin diperlukan juga. Dosis insulin perlu disesuaikan lebih lanjut tergantung pada pembacaan gula darah," pungkasnya.
Untuk bisa melakukan suntik insulin bagi kesehatan, Kawan Puan pun memerlukan jarum suntik yang baik.
Guna lebih memperluas jangkauan distribusi produk alat kesehatan (alkes) ke seluruh wilayah Indonesia, produsen jarum suntik PT Oneject Indonesia (OJI) dan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menandatangani kesepakatan kerjasama antara PT Oneject Indonesia dan PT Itama Ranoraya Tbk dengan PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT).
Penandatanganan kerjasama bertajuk “Kolaborasi untuk Indonesia Sehat” dilakukan di Jakarta, pada Jumat (27/1) oleh Jahja Tear Tjahjana selaku Direktur Utama PT Oneject Indonesia (OJI), Heru Firdausi Syarif sebagai Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) dan Jos Iwan Atmadjaja selaku Presiden Direktur PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT).
Baca Juga: Selain Diabetes, Ini 5 Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Kesehatan Tubuh
“Kerjasama distribusi yang disepakati diharapkan dapat meningkatkan kemudahan akses bagi para tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh pelosok di Indonesia. Untuk itu kami optimistik melalui pemanfaatan jalur distribusi yang dimiliki oleh EPMT, produk alat suntik OJI menjadi lebih mudah lagi dimanfaatkan seluruh masyarakat Indonesia,” jelas Jahja, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN.
Dengan demikian masyarakat yang membutuhkan akses untuk mendapatkan produk jarum suntik pintar (smart syringe) yang aman, berkualitas, dan diakui di dunia internasional akan segera dapat terpenuhi. Kami berharap perluasan pasar OJI melalui kerjasama ini, akan menjangkau seluruh lokasi strategis, terutama di wilayah atau daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) dengan seluruh aspek yang terdapat di Indonesia.
Jahja menekankan, “Kerjasama strategis dengan EPMT ini akan berupaya membuka kunci-kunci dari jalur distribusi, sehingga secara bertahap juga pada akhirnya akan mampu meningkatkan produksi jarum suntik yang dihasilkan OJI, seiring dengan pemenuhan permintaan pasar yang semakin luas.”
Di sisi lain tim riset dan pengembangan OJI juga berpotensi untuk senantiasa menambah baik cakupan, inovasi maupun teknologi yang mampu memenuhi permintaan pasar di era digital saat ini, sehingga berbagai adaptasi produk terus dilakukan sejalan dengan kemampuan distribusi EPMT yang unggul.
Heru Firdausi dalam kesempatan menyampaikan harapannya, mengemukakan kerjasama ini pasti segera dirasakan manfaatnya oleh sejumlah pihak, baik dari para pengguna produk OJI yakni aparat tenaga kesehatan di lapangan, termasuk juga masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan, juga dapat segera terpenuhi hak-haknya melalui jaminan produk alat suntik yang nyaman dan terpercaya.
“Bahkan dalam jangka menengah dan jangka panjang, kami percaya perluasan pasar produk OJI akan berpotensi membangun branding dan juga kepercayaan masyarakat terhadap bangkitnya kemampuan produk dalam negeri yang dapat diandalkan, termasuk dalam aspek penguasaan dan penyerapan teknologinya,” ulas Heru.
Jos Iwan Atmadjaja dalam kesempatan yang sama mengemukakan Kompetensi OJI selaku produsen terkemuka jarum suntik berteknologi tinggi yang telah diakui di dunia, reputasi produknya dibuktikan oleh organisasi dunia Unicef (United Nations International Children’s Emergency Fund). “Kami bangga dapat menjadi bagian dari sistem distribusi dan mata rantai dari produk berkualitas tinggi,” terangnya.
”Untuk itu sinergi menjadi kata kunci kolaborasi tiga pihak antara EPMT, OJI dan IRRA dalam menjalin kerjasama ke depan, sehingga masing-masing tetap optimis, setiap upaya yang dilakukan untuk melayani masyarakat dengan lebih baik, akan dapat menghasilkan efek positif terhadap kinerja masing-masing perusahaan yang terlibat dalam kerjasama ini,” ujar Jos Iwan Atmadjaja.
Baik Jahja maupun Heru sepakat, kredibilitas EPMT telah membuktikan, bahwa kerjasama yang solid antar perusahaan, akan mampu mendistribusikan produk-produk OJI sesuai harapan semua pihak. Terutama dalam upaya memenuhi harapan pemerintah, guna meningkatkan lebih besar lagi serapan produk alat kesehatan dari dalam negeri.
Bicara tentang penetrasi pasar, Heru menyampaikan harapannya, kerjasama ini bertujuan memperluas pasar ritel di dalam negeri, sambil mengisi pangsa yang masih terbuka di seluruh penjuru Nusantara. Dengan demikian OJI yang sudah mendominasi pasar jarum suntik di Indonesia, akan terus konsisten memperluas pangsa ekspor sejalan dengan upaya peningkatan demand di pasar ekspor yang kian signifikan.
Baca Juga: Hindari Diabetes, Ini Cara Cek Informasi Nilai Gizi pada Produk Pangan Olahan
(*)