3. Pasien Wajib Konsultasi ke Dokter
"Sebaiknya konsultasi sebelum operasi kanker payudara," papar dr. Rachadian.
Hal ini dikarenakan, selain melibatkan berbagai dokter spesialis, rekonstruksi payudara juga membutuhkan keputusan dari pasien.
Dokter Rachadian mengungkap ada langkah yang bernama dengan shared decision making, melibatkan pasien dan para dokter.
"Pasiennya boleh menetukan mau ambil dari mana (flap atau implan), tugas dokter memberikan opsi-opsi," terangnya.
Ia menegaskan pasien harus mengambil keputusan karena merekalah yang memiliki tubuh.
4. Rekonstruksi Payudara Ada di Indonesia
Operasi rekonstruksi payudara tak perlu dilakukan di luar negeri lagi, sebab di Indonesia sudah ada lo, Kawan Puan.
"Di tangan saya, memang saya baru bergabung (di RSPI) kira-kira tiga tahun, pasien ketujuh kali ya. Tapi kalau di tempat lain, di tangan saya sekitar 50-an sudah ada, di RS yg tersebar di Jakarta ya, seperti RSCM, EMC, Eka Hospital," pungkas dr. Rachadian.
Baca Juga: Dokter Tegaskan Krim Payudara Tak Bisa Perbesar Ukuran Buah Dada
(*)