Parapuan.co - Setiap perempuan tentu ingin memiliki bentuk payudara yang indah.
Sayangnya, ada kondisi tertentu seperti kanker payudara yang membuat perempuan mungkin akan kehilangan sebagian buah dadanya.
Namun, seiring berkembangnya teknologi, pasien pasca kanker payudara itu bisa memiliki buah dada kembali, dengan cara rekonstruksi payudara.
Saat small group media discussion oleh RS Pondok Indah, di SEIA Restaurant (3/2/2023) dr. Mohamad Rachadian Ramadan, Sp. B.P.R.E, Subsp. M.O. (K). mengungkap kalau rekrontuksi payudara dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan.
Selaku dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik subspesialis rekonstruksi bedah mikro dan onkoplasti, dr. Rachadian menyatakan rekonstruksi payudara menjadi teknik bedah plastik dalam usaha mengembalikan payudara ke bentuk, tampilan, dan ukuran yang mendekati normal, setelah mastectomy atau lumpectomy.
Adapun empat fakta penting dari operasi estetika rekonstruksi payudara yang perlu Kawan Puan ketahui, yakni:
1. Metode yang Digunakan
Ada dua metode yang digunakan untuk rekonstruksi payudara yakni dengan flap dan implan, apa bedanya?
- Flap berarti menggunakan jaringan pada tubuh, baik dari perut, paha, punggung, maupun bokong.
Baca Juga: Kenali Kelebihan dan Kekurangan dari 2 Metode Rekonstruksi Payudara
Dokter Rachadian mengungkap kalau pengambilan jaringan itu bisa disesuaikan dengan bentuk tubuh perempuan.
- Impan, sesuai dengan namanya, metode ini menggunakan silicon yang dimasukkan ke dalam payudara.
Jenis implan yang digunakan pun harus medical silicon grades.
2. Persiapan yang Dibutuhkan
"Persiapan (rekonstruksi payudara) tidak ada yang khusus," terang dr. Rachadian.
Seperti persiapan operasi lainnya, pasien yang akan menjalani rekonstruksi payudara perlu puasa, cek laboratorium, hingga rontgen.
Dokter Rachadian menambahkan rekonstruksi payudara itu melibatkan dokter dengan berbagai bidang.
Baik itu dokter bedah plastik dan estetik, onkologi, hingga anastesi.
Baca Juga: Mengenal Pengobatan Kanker Payudara Berdasarkan Tingkat Stadiumnya
3. Pasien Wajib Konsultasi ke Dokter
"Sebaiknya konsultasi sebelum operasi kanker payudara," papar dr. Rachadian.
Hal ini dikarenakan, selain melibatkan berbagai dokter spesialis, rekonstruksi payudara juga membutuhkan keputusan dari pasien.
Dokter Rachadian mengungkap ada langkah yang bernama dengan shared decision making, melibatkan pasien dan para dokter.
"Pasiennya boleh menetukan mau ambil dari mana (flap atau implan), tugas dokter memberikan opsi-opsi," terangnya.
Ia menegaskan pasien harus mengambil keputusan karena merekalah yang memiliki tubuh.
4. Rekonstruksi Payudara Ada di Indonesia
Operasi rekonstruksi payudara tak perlu dilakukan di luar negeri lagi, sebab di Indonesia sudah ada lo, Kawan Puan.
"Di tangan saya, memang saya baru bergabung (di RSPI) kira-kira tiga tahun, pasien ketujuh kali ya. Tapi kalau di tempat lain, di tangan saya sekitar 50-an sudah ada, di RS yg tersebar di Jakarta ya, seperti RSCM, EMC, Eka Hospital," pungkas dr. Rachadian.
Baca Juga: Dokter Tegaskan Krim Payudara Tak Bisa Perbesar Ukuran Buah Dada
(*)