Parapuan.co - Beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan di media sosial tentang adanya dugaan larangan menggunakan hijab untuk para pramugari di berbagai maskapai penerbangan Indonesia.
Hal ini pun memicu perbincangan yang beragam, yang mana sejumlah kelompok masyarakat menyayangkan perusahaan maskapai yang tidak bisa menghadirkan ruang kerja yang inklusif bagi para awak pesawat, termasuk pramugari.
Isu ini bahkan juga pernah disinggung oleh Waki Presiden RI, Ma'ruf Amin, yang menilai aneh perihal larangan penggunaan hijab di maskapai penerbangan Indonesia.
"Mengenai masalah jilbab, saya kira perlu dicek ya apa betul, sebab sampai sekarang ini nggak ada larangan berjilbab itu nggak ada," ujar Wapres, seperti melansir dari Kompas.com.
Menanggapi isu pelarangan penggunaan hijab, Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia, mengaku bahwa perusahaan selalu mengedepankan prinsip inklusivitas pada seluruh profesi karyawannya, tak terkecuali para pramugari.
"Kami memiliki nilai dan visi yang sama atas masukan dari berbagai pihak terkait atribut seragam awak pesawat, khususnya mengenai penggunaan jilbab bagi pramugari," kata Irfan.
"Untuk itu, diskusi terus kami intensifkan, mengingat hal ini perlu disikapi secara cermat dan bijak, khususnya terkait kesiapan penggunaan jilbab pada seragam pramugari yang tidak hanya ditinjau dari kepentingan aspek service dan safety," ujarnya menambahkan.
Memang selama ini seragam pramugari Garuda Indonesia sangat identik dengan penampilan berkebaya, dengan bawahan kain batik dan rambut yang disanggul.
Namun dengan pernyataan tersebut, disambut positif masyarakat, karena Garuda Indonesia sudah mulai membuka opsi berpakaian yang lebih inklusif untuk pramugarinya, yaitu dengan memberikan pilihan penggunaan hijab bagi yang beragama muslim.
Baca Juga: Maskapai Penerbangan Ini Buat Seragam untuk Pramugari Berhijab
Kendati demikian, menurut Irfan, tetap perlu ada sejumlah pertimbangan untuk semakin mematangkan aturan yang memungkinkan pramugari muslim berhijab bertugas di udara.
Masih ditambahkan olehnya bahwa perlu ada kajian yang lebih komprehensif perihal penyesuaian seragam awak kru, baik dari aspek operasional maupun hal penunjang lainnya.
"Oleh karenanya, saat ini Garuda Indonesia terus menjalin komunikasi intensif dengan berbagai stakeholder terkait untuk memastikan kesiapan penggunaan jilbab bagi pramugari Garuda Indonesia dapat dilandasi oleh kebijakan operasional yang komprehensif," ungkap Irfan.
Dan hingga berita ini diturunkan, sayangnya belum diketahui pasti kapan pilihan penggunaan hijab bagi awak pesawat Garuda Indonesia bisa benar-benar terealisasikan.
Lantas, bagaimana dengan aturan berpakaian untuk pramugari di perusahaan maskapai penerbangan lainnya di Indonesia?
Diketahui, beberapa maskapai penerbangan nasional lainnya sudah inklusif dalam menerapkan aturan berpakaian.
Misalnya Citilink, yang diketahui pramugarinya diperbolehkan untuk mengenakan jilbab ketika bertugas di udara.
View this post on Instagram
Begitu juga dengan Sriwijaya Air, yang diberitakan sudah memperbolehkan pramugarinya untuk mengenakan jilbab.
Maka tentu diharapkan ke depannya akan semakin banyak maskapai penerbangan Indonesia yang menghadirkan ruang kerja yang lebih inklusif bagi karyawannya, tak terkecuali para pramugari agar diperbolehkan untuk mengenakan hijab.
(*)
Baca Juga: Inspirasi Gaya Hijab ala Artis agar Tampil Stylish saat Ramadan 2023