Adapun mereka yang menerapkan konsep ini akan melihat konsep kecantikan dari dalam diri dan bersifat lebih holistik serta seimbang.
Dalam konsep pro-aging menganggap bahwa menua adalah kepastian, sehingga alih-alih melawannya lebih baik menerimanya dengan penuh kedamaian atau aging gracefully.
Maka dari itu, dalam pro-aging movement mereka tidak melakukan langkah-langkah pencegahan penuaan dengan prosedur kecantikan yang mahal dan menyakitkan.
Melansir dari Meer, pendukung gerakan pro-aging akan melakukan rutinitas perawatan dengan cara-cara atau bahan yang lebih alami.
Misalnya menerapkan gaya hidup sehat, berolahraga untuk menurunkan berat badan hingga lulur dari bahan-bahan alami.
Selain itu, bukan berarti pendukung gerakan pro-aging anti terhadap produk-produk skincare.
Karena mereka akan tetap melakukan perawatan kecantikan dengan skincare bahan alami dan juga sunscreen untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari.
Termasuk juga mengonsumsi multivitamin untuk menunjang kesehatan tubuh dan kulitnya.
"Pro-aging adalah tentang membuat penyesuaian kecil, merestrukturisasi kebiasaan seiring bertambahnya usia, dan peningkatan lambat dan stabil yang bertambah dalam jangka panjang, "kata Paul Jarrod Frank, MD, dokter kulit bersertifikat di New York City, seperti melansir dari Real Simple.
Anti-Aging VS Pro-Aging?
Apapun pilihan Kawan Puan dalam melihat konsep kecantikan, baik itu anti-aging atau pro-aging, adalah sebuah kebebasan.
Pilihan yang satu, bukan berarti lebih baik dari pilihan lainnya, vice versa.
Sehingga, bagaimanapun kita melihat konsep kecantikan, yang penting adalah tetap merasa bahagia dan mencintai diri sendiri, karena #AkuBerharga.
(*)
Baca Juga: 6 Manfaat Yogurt untuk Wajah, Mencerahkan hingga Cegah Penuaan