Anak stunting tidak memiliki pertumbuhan yang normal dibandingkan dengan anak lainnya pula, di sisi lain kekebalan tubuh lemah dan terdapat gangguan fungsi otak.
Akibatnya anak stunting tidak dapat memiliki kehidupann normal seperti sekolah atau bermain laykanya anak seumuran lainnya.
Kondisi stunting atau gagal tumbuh pada anak sangat terkait dengan gizi penduduk yang buruk dalam periode cukup panjang.
Tanpa penanganan serius akan semakin banyak penduduk yang dewasa dan menua dengan perkembangan kemampuan kognitif yang lambat, mudah sakit dan kurang produktif.
Ada tiga penyebab utama dari stunting yakni kebiasaan makan yang buruk, nutrisi ibu buruk, dan sanitasi tidak memadai.
Dalam rangka Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap 25 Januari, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah melaksanakan seminar media yang mengangkat tema “Peranan Protein Hewani dalam Mencegah Stunting di Indonesia” pada Selasa (24/1/20223) lalu.
Dalam kesematan ini, Prof. dr. Damayanti Rusli Sjarif, PhD., SpA(K)., menjelaskan mengenai stunting dan kekurangan gizi.
Anak yang dikatakan stunting adalah balita dengan perawakan pendek menurut tinggi badan berdasarkan usianya di bawah 2 standar deviasi.
Prof. Damayanti juga mengungkapkan bahwa penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronik atau kekurangan gizi yang berulang.
Baca Juga: Dokter Spesialis Gizi Berikan Tips Memutus Rantai Stunting di Indonesia
Anak yang stunting biasanya mendapatkan asupan gizi yang tidak adekuat. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya kemiskinan, penelantaran, dan ketidaktahuan.
Berikut ini beberapa hal yang bisa jadi penyebab stunting:
- Gizi yang buruk
- Kebersihan yang buruk
- Infeksi
- Kekurangan air bersih
- Kurangnya perawatan kesehatan pada ibu dan anak.
Sebagai catatan, biasanya keluarga yang status ekonominya rendah tidak mampu membeli fasilitas kesehatan dan makanan untuk ibu dan anak.
Keluarga-keluarga ini memiliki pendapatan minimum dan mereka tidak mampu memberikan perawatan yang tepat kepada anak.
Jika ibu kekurangan gizi, kemungkinan besar anak akan mengalami pertumbuhan yang terhambat.
Jika hal ini dibiarkan, anak-anak tentu tumbuh dengan tidak maksimal dan tentu akan banyak risiko mengancamnya.
Untuk itu, dibutuhkan pencegahan yang masif dan berkelanjutan agar stunting bisa dikurangi.
(*)