Parapuan.co - PBB telah menetapkan mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi lebih baik, juga mempromosikan pertanian berkelanjutan sebagai tujuan yang kedua dari 17 Sustainable Development Goals untuk tahun 2030.
Dewan Riset Pertanian India merekomendasikan Millet (jawawut) sebagai sereal alternatif masa depan dan telah mengembangkan rantai pasok jawawut untuk memperluas dan memenuhi kebutuhan atas permintaan jawawut.
India telah memperkenalkan jawawut sebagai sereal bernutrisi unggul tinggi protein & serat, lambat dalam pelepasan karbohidrat, mineral dan vitamin yang baik dan juga bebas gluten.
Jawawut juga menawarkan peluang besar untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Keamanan Iklim karena produksinya sesuai dengan transformasi pangan serta sistem tata guna lahan yang ramah lingkungan.
Disponsori oleh India dan didukung oleh 70 negara, Majelis Umum PBB mendeklarasikan tahun 2023 sebagai Tahun Jawawut Internasional.
PBB menempatkan jawawut dalam diet global untuk mengatasi malnutrisi serta bergerak menuju keamanan nutrisi.
Indonesia merupakan mitra potensial dalam mempromosikan jawawut sebagai alternatif makanan bergizi dalam hal demografi, lahan dan penggunaan tepung (siap masak dan siap makan).
Indonesia dalam usaha mengatasi tantangan ketahanan pangan dan malnutrisi telah mengembangkan berbagai tanaman asli juga membuka sumber daya alternatif baru.
PARAPUAN berkesempatan untuk menghadiri konferensi pers Kuliner Sehat Indonesia pada Senin (20/2/2023).
Baca Juga: Antara Quinoa dan Nasi, Lebih Baik Mana untuk Turunkan Berat Badan?
Pada kesempatan tersebut, Duta Besar India untuk Indonesia, H.E. Shri. Manoj Kumar Bharti angkat bicara terkait jawawut.
"PBB telah mengumumkan tahun 2023 sebagai Tahun Jawawut Internasional, kami percaya bahwa jawawut adalah pangan masa depan," kata Manoj Kumar.
"Menumbuhkan jawawut juga sangatlah mudah, karena tidak membutuhkan banyak air seperti halnya padi. Ia juga memiliki protein yang tinggi serta bebas gula. Baik untuk kebutuhan kuliner Indonesia maupun India, jawawut bisa digunakan," lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan bahwa jawawut adalah masa depan yang dapat memperkaya sektor pangan dengan inovasi baru.
"Banyak sekali makanan Indonesia mulai berbahan dasar jawawut, mulai dari cemilan, bubur sum sum sebagai makanan penutup dan mie Aceh," kata Sandiaga Uno.
"Tahun ini adalah tahun dunia jawawut yang kami dukung sebagai makanan berketahanan, sebagai bahan baku yang lebih sehat variatif untuk pelaku usaha ekonomi kreatif," tutupnya.
Program PINTAR yang merupakan singkatan dari Pemuda INovatif, berToleransi and Responsif ini mengadakan HEALTHY INDONESIAN CUISINE WITH MILLET dengan inisiasi Kedutaan Besar India Jakarta.
Program ini dilaksanakan oleh Yayasan INOTEK, didukung oleh Komunitas PINTAR, INDIKA Foundation, Chairos, para wirausaha kuliner, 3sixty dan Agrinex Farm.
150 anak muda yang inovatif dan bersemangat dengan lebih dari 60% adalah perempuan, untuk menjadi youngpreneur bergabung dalam program ini.
Mereka juga ingin mengembangkan masakan yang inovatif & kreatif berbahan baku jawawut. Ini diharapkan dapat menjadi inisiasi bisnis yang potensial di masa depan.
Baca Juga: 7 Hidangan Nasi Khas Indonesia, Mulai Nasi Tumpeng hingga Nasi Krawu
(*)