Menurut Bareyn, kamu harus menjawab dengan penjelasan yang tepat untuk apa uang pinjaman tersebut nantinya.
Jika untuk modal usaha, maka kamu perlu menyampaikan kalau uang itu dipakai buat sesuatu yang produktif dan menghasilkan dampak positif bagi dirimu sebagai pelaku UMKM.
Apabila jawabanmu jelas, maka bank akan langsung bisa memperkirakan jawaban dari B yang kedua, di mana mereka tahu kamu bisa membayar cicilan nantinya.
Dan untuk mewujudkannya, membuktikan bahwa kamu dapat mengembangkan usaha dan membayar cicilan, pendapatan dari UMKM milikmu perlu dikelola dengan baik.
"Cara mengelolanya yang pertama adalah tetapkan niat bahwa uang yang didapatkan itu untuk usaha. Bukan untuk jalan-jalan, jajan-jajan, dan pulang kampung," tutur Bareyn.
Kedua, pelaku UMKM wajib memisahkan antara keuangan pribadi dan keuangan usaha mengingat ini merupakan prinsip dasar pengelolaan bisnis.
Dengan begitu, pelaku usaha bisa merencanakan pengembalian dana jauh-jauh hari dan tidak lewat dari tempo yang sudah ditetapkan bank yang memberikan pinjaman.
Lebih lanjut, Bareyn menegaskan kembali kepada pelaku UMKM agar tidak meminjam modal yang terlalu besar, terlebih jika kamu masih pemula.
Baca Juga: Viral Mahasiswa IPB Terlilit Pinjol hingga Rp2,1 Miliar, Ini Tips Aman Pinjam Uang dari Pinjol Legal
Pelaku UMKM pemula sebaiknya mengajukan kredit yang nilainya tidak lebih dari 30 persen dari omzet yang didapat setiap bulan.
Catat baik-baik informasi di atas jika kamu ingin meminjam modal ke bank untuk mengembangkan bisnismu, ya.
(*)