Dari banyaknya isu penting yang diangkat oleh Dear David, problematika yang paling kencang digaungkan adalah hak perempuan remaja untuk memiliki fantasi seksual.
Saat menginjak usia pubertas, perempuan remaja mulai memiliki rasa penasaran dan hasrat seksual kepada lawan jenis.
Gambaran perempuan remaja yang memiliki hasrat seksual masih asing di layar film atau tayangan lainnya di Indonesia.
Maka, perayaan bahwa perempuan remaja boleh memiliki hak seksual yang sama dengan laki-laki dalam film Dear David menyalurkan empowerment yang kuat.
Karakter Laras yang terjebak dalam belenggu ajaran agama Kristen pun digambarkan memiliki kebebasan yang terbatas karena ketakutan melanggar agama.
Namun, perkembangan karakter Laras dalam film ini mampu menunjukkan bahwa karakter utama ini mampu mengambil alih hak seksualnya dari aturan agama yang mengikatnya.
Pidato terakhir Laras pun punya kekuatan yang besar untuk memantik kesadaran penonton terkait kesetaraan hak seksual antara perempuan dan laki-laki.
Pasalnya, selama ini adalah tabu bagi perempuan untuk memiliki hak seksual, sedangkan adalah prestasi bagi laki-laki untuk memiliki hingga mengekspresikan hak seksual mereka.
Narasi Laki-Laki sebagai Objek dan Mata-Mata Male Gaze
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Film Dear David, Bisa Ditonton Hari Ini di Netflix