BERITA TERPOPULER LADY BOSS: Cek Legalitas Pinjol hingga Tips Thrifting Online

Linda Fitria - Jumat, 3 Maret 2023
Pinjaman online
Pinjaman online ginanjar satrio

Bagaimana cara menjadi hakim dan seperti apa prospek kerjanya? Simak penjelasan sebagaimana dikutip dari Gramedia.com berikut ini!

Pendidikan untuk Menjadi Hakim

Apabila Kawan Puan tertarik menjadi hakim, minimal kamu harus menempuh pendidikan S1 dan memperoleh gelar sarjana di bidang Ilmu Hukum.

S1 Ilmu Hukum umumnya akan berlangsung selama 4 tahun atau 8 semester.

Selama berkuliah, para mahasiswa jurusan hukum akan belajar tentang sistem hukum, baik yang terkait kehidupan masyarakat maupun kegiatan bisnis.

Mahasiswa jurusan Hukum juga bakal mempelajari perundang-undangan di Indonesia, termasuk hukum perdata, pidana, konstitusi, hukum dagang, tata negara, dan sebagainya.

Baca selengkapnya

3. Tips Bisnis Thrifting Online, Mulai Siapkan Toko hingga Cara Pemasaran

Kawan Puan, bisnis thrifting kian diminati karena banyak orang ingin membeli pakaian bermerek dengan harga terjangkau.

Baca Juga: 4 Tips Thrifting yang Sedang Viral di TikTok agar Tidak Rugi

Oleh karenanya tidak heran jika pameran barang preloved yang tidak setiap hari digelar selalu banyak pengunjungnya.

Melihat banyaknya minat publik untuk berbelanja thrifting, tentu saja ini menjadi peluang bisnis menggiurkan.

Terlebih sekarang bisnis thrifting bisa dilakukan dengan mudah dan praktis secara online.

Untuk meraup cuan dari bisnis thrifting online, simak tips memulainya seperti mengutip Shopify berikut ini!

Menyiapkan Toko Online untuk Bisnis Thrifting

1. Siapkan Toko Online Kamu

Kamu perlu menyiapkan toko online entah dengan bergabung di platform e-commerce atau situs milikmu sendiri.

Intinya jika toko daring sudah buka, kamu perlu memastikan bahwa calon pelanggan bisa dengan mudah mengaksesnya.

Baca selengkapnya

Baca Juga: Apa Itu Thrifting? Ketahui Arti, Manfaat, dan Tips saat Berbelanja Baju Bekas

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?