Pola asuh ini ditandai dengan seringnya konflik serta komunikasi yang buruk, di mana pasangan cerai melepaskan diri secara emosional dari satu sama lain.
Gaya pengasuhan ini disebut paling berbahaya bagi anak-anak karena adanya tingkat konflik yang tinggi antara pasangan yang sudah berpisah.
3. Pola Asuh yang Kooperatif
Co-parenting kooperatif dianggap paling menguntungkan bagi anak-anak dan ditandai dengan perencanaan pengasuhan bersama.
Di sini, ada kerja sama dan koordinasi antara pasangan yang sudah berpisah, di mana mereka juga fleksibel dalam jadwal pengasuhan.
Pengasuhan semacam ini bisa saja minim konflik karena mereka melibatkan keluarga atau mediator untuk menyelesaikan perbedaan.
Apapun jenis pengasuhan yang diterapkan dalam co-parenting hendaknya sebagai orang tua membutuhkan komunikasi yang baik.
Kadang-kadang cara terbaik adalah mengembangkan interaksi yang sehat terlebih dulu agar bisa menjadi contoh bagi anak-anak.
Nah, Kawan Puan sudah tahu apa itu co-parenting dan jenis-jenisnya, kan?
Baca Juga: Co-Parenting: 4 Cara Mengasuh Anak Setelah Bercerai agar Tidak Pilih-Pilih Orang Tua
(*)