Parapuan.co - Kawan Puan mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah co-parenting atau pengasuhan bersama.
Istilah co-parenting atau pengasuhan bersama kerap diidentikkan dengan pasangan yang sudah bercerai.
Banyak pasangan cerai berpikir bahwa mereka telah menerapkan co-parenting dalam mengasuh buah hati.
Padahal faktanya pengasuhan bersama antara pasangan yang sudah bercerai tidak mudah dilakukan.
Untuk lebih jelasnya, simak apa itu co-parenting dan jenis-jenisnya sebagaimana mengutip Mended Families berikut ini yuk, Kawan Puan!
Apa Itu Co-Parenting?
Secara istilah, co-parenting bisa diartikan sebagai pengasuhan bersama, di mana mantan pasangan mengasuh anak mereka setelah perceraian.
Meski sudah berpisah, mereka berharap bisa merawat anak bersama-sama dan menerapkan pola asuh yang sudah disepakati.
Hanya saja, fakta penerapan co-parenting dalam kasus ini tidak selalu direkomendasikan.
Baca Juga: Ini Anjuran dan Larangan Bagi Orang Tua yang Menerapkan Co-Parenting
Salah satunya karena meski berharap bisa mengasuh bersama, pasangan berpisah tetap tidak bisa totalitas merawat buah hati mereka bersama.
Jenis Co-Parenting
Adapun jenis-jenis pengasuhan bersama yang diidentifikasi oleh para peneliti adalah sebagai berikut:
1. Pola Asuh Paralel
Orang tua yang terlibat dalam pengasuhan paralel cenderung mempunyai konflik dan komunikasi yang rendah.
Mereka juga tidak terikat secara emosional satu sama lain dan memiliki sedikit koordinasi masalah pengasuhan anak.
Pada dasarnya, masing-masing tetap memiliki pola asuh yang berbeda untuk membesarkan anak.
2. Pengasuhan Bersama yang Bertentangan
Ada conflicted co-parenting atau pengasuhan bersama yang bertentangan.
Baca Juga: Hak Asuh Bersama, Begini Manfaat Co-Parenting bagi Anak dan Orang Tua
Pola asuh ini ditandai dengan seringnya konflik serta komunikasi yang buruk, di mana pasangan cerai melepaskan diri secara emosional dari satu sama lain.
Gaya pengasuhan ini disebut paling berbahaya bagi anak-anak karena adanya tingkat konflik yang tinggi antara pasangan yang sudah berpisah.
3. Pola Asuh yang Kooperatif
Co-parenting kooperatif dianggap paling menguntungkan bagi anak-anak dan ditandai dengan perencanaan pengasuhan bersama.
Di sini, ada kerja sama dan koordinasi antara pasangan yang sudah berpisah, di mana mereka juga fleksibel dalam jadwal pengasuhan.
Pengasuhan semacam ini bisa saja minim konflik karena mereka melibatkan keluarga atau mediator untuk menyelesaikan perbedaan.
Apapun jenis pengasuhan yang diterapkan dalam co-parenting hendaknya sebagai orang tua membutuhkan komunikasi yang baik.
Kadang-kadang cara terbaik adalah mengembangkan interaksi yang sehat terlebih dulu agar bisa menjadi contoh bagi anak-anak.
Nah, Kawan Puan sudah tahu apa itu co-parenting dan jenis-jenisnya, kan?
Baca Juga: Co-Parenting: 4 Cara Mengasuh Anak Setelah Bercerai agar Tidak Pilih-Pilih Orang Tua
(*)