Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Tetapi pada titik tertentu hal di atas bisa dianggap terlalu menyederhanakan persoalan dan malah menempatkan anak pada stigma.
Kenyataannya, masalah kesehatan mental adalah masalah kompleks yang tidak hanya terhubung dengan aspek psikologis, tapi juga problem sosial, termasuk keluarga.
Penting bagi para orang tua untuk terlebih dahulu mengafirmasi problem kesehatan mental pada anak dengan pertama-tama mendengarkan keluhan-keluhannya.
Empati dan komunikasi adalah dua kata kunci yang sangat penting agar anak merasa masalahnya diperhatikan.
Jika anak sudah mulai terbuka tentang apa yang dialaminya, baru kita bisa masuk pada penanganan profesional, jika memang dibutuhkan.
Betul. Afirmasi dari orang tua bukanlah pekerjaan yang gampang, Kawan Puan.
Sebagai contoh, ketika mendapati anak tengah menyakiti diri sendiri, kita sebagai ibu, sebagai orang tua, tentu akan kaget. Dan reaksi semacam itu sangatlah wajar.
Namun hal yang perlu dilakukan berikutnya bukanlah menyalahkan anak atas kelakuannya, melainkan berempati dan mengajaknya untuk berkomunikasi.
Baca Juga: Beri Empati, Ini 5 Alasan Mengapa Anak Tantrum dan Cara Mengatasinya