Parapuan.co - Delusi cinta atau dikenal dengan istilah erotomania merupakan kondisi mental yang bisa dibilang cukup mengkhawatirkan.
Pasalnya, orang yang mengalami erotomania akan meyakini bahwa ada orang tertentu yang jatuh cinta padanya.
Dalam delusinya, orang dengan kondisi erotomania juga percaya kalau "objek" yang menurutnya mencintainya itu melakukan hal-hal romantis padanya.
Sebagai contoh, mereka yakin orang tersebut mengirimkan pesan mesra, bersikap posesif, sering memperhatikannya, dan sebagainya.
Melansir Health Line, kondisi erotomania sendiri bisa berlangsung dalam waktu singkat atau lama.
Kondisi ini bisa muncul dan memburuk secara tiba-tiba, dan cenderung dipicu oleh gangguan kesehatan mental lainnya.
Erotomania mungkin terjadi pada orang yang mengalami gangguan kejiwaan, semisal skizofrenia, gangguan skizoafektif, dan gangguan bipolar.
Contoh Kasus Erotomania
Kawan Puan yang menyukai drama Korea, kamu bisa menyaksikan drakor berjudul Link: Eats, Love, Kill yang dibintangi Moon Ga Young dan Yeo Jin Goo.
Baca Juga: Sering Patah Hati, Ini Karakter Perempuan Moon Ga Young di Drakor Link: Eat, Love, Kill
Moon Ga Young memerankan karakter No Da Hyun yang tidak pernah beruntung dalam berhubungan dengan laki-laki.
Dalam drama, ada seorang rekan kerjanya yang mengalami erotomania dan mengakuinya sebagai pacar meski kenyataannya tidak demikian.
Tak hanya di drakor, kasus erotomania juga beberapa kali terjadi di dunia nyata. Berikut contohnya:
1. Dilaporkan pada tahun 1980, ada seorang perempuan yang selama 8 tahun percaya bahwa dirinya dikejar-kejar sejumlah laki-laki.
2. Tahun 1995, laki-laki bernama Robert Hoskins secara obsesif mengejar-ngejar Madonna yang seorang penyanyi terkenal.
Robert percaya bahwa Madonna ditakdirkan menjadi istrinya, hingga ia berkali-kali mencoba memanjat rumah sang penyanyi.
Robert Hoskins diadili dan dipenjara selama 10 tahun akibat kondisi erotomanianya tersebut.
3. Kemudian di tahun 2016, seorang perempuan bersuami berusia 50-an dilaporkan ke klinik psikiatri karena meyakini bahwa bosnya jatuh cinta padanya.
Ia bahkan percaya kalau suaminya mencegahnya untuk bersama dengan bosnya.
Baca Juga: Arti Istilah Bucin Menurut Psikolog, Fenomena Jatuh Cinta Masa Remaja
Dari contoh kasus di atas, Kawan Puan mungkin sudah menyadari betapa kondisi erotomania bisa berbahaya.
Maka itu apabila kamu, kerabat, atau kenalan menunjukkan gejala-gejala seperti berusaha mengontak orang tertentu, menguntit, hingga mengaku-ngaku seseorang menjadi kekasihnya, hindari untuk langsung menghakimi.
Ajak orang dengan kondisi erotomania untuk mengobrol dan bujuk ia menemui terapis, psikiater, atau profesional lainnya.
Perawatan untuk erotomania biasanya terkait dengan masalah psikosis atau gejala delusi, di mana orang yang mengalami akan diberikan obat dan menjalani terapi.
Obat yang diberikan biasanya berupa antipsikotik klasik (atau tipikal), seperti pimozide, yang disebut sering berhasil digunakan.
Kemudian ada pula obat antipsikotik nontradisional (atau atipikal), seperti olanzapine, risperidone, dan clozapine, disertai dengan terapi atau konseling.
Jika erotomania diakibatkan oleh kondisi semisal gangguan bipolar, maka pengobatan untuk kondisi bipolar bisa dilakukan.
Gangguan bipolar sering diobati dengan penstabil mood, seperti lithium (Lithonia) atau asam valproat (Depakene).
Demikian informasi mengenai contoh kasus dan langkah mengatasi kondisi erotomania. Semoga berguna!
Baca Juga: Dialami Pengidap Gangguan Bipolar, Apa Itu Mania dan Hipomania?
(*)