Parapuan.co - Istilah kutu loncat di dunia kerja digunakan untuk menyebut seseorang yang sering gonta-ganti pekerjaan dalam waktu singkat.
Kawan Puan bisa saja pernah punya rekan yang dianggap kutu loncat, atau kamu sendiri merupakan orang yang cenderung sering berpindah-pindah pekerjaan.
Kalau kamu adalah tipe kutu loncat dalam bekerja, ketahuilah bagaimana rekruter atau perekrut melihatmu.
Adalah Farina Situmorang, CEO Pensieve ID yang juga berpengalaman dalam perekrutan calon pegawai mengungkapkan pendapatnya mengenai kutu loncat.
Hal itu diungkapnya saat menjadi pembicara di Cauldron Talks seperti dalam potongan video yang diunggah akun Instagram Kartu Prakerja.
Yuk, simak bagaimana tipe pekerja kutu loncat di mata para perekrut di perusahaan!
Tipe Pekerja Kutu Loncat di Mata Recruiter
Di dalam video tersebut, Farina Situmorang menjelaskan bahwa dirinya kerap mewawancarai calon pegawai yang terlalu banyak pindah-pindah.
"Aku sehari-harinya sering banget interview calon pegawai yang mungkin di-resume-nya suka loncat-loncat atau terlalu banyak pindah-pindah," kata Farina.
Baca Juga: Apakah Menjadi Kutu Loncat Itu Selalu Buruk? Ini Jawaban Pakar
Bagi Farina Situmorang sendiri, hal itu merupakan red flag alias bukan pertanda bagus dari seorang kandidat pegawai.
"Ini sebenarnya bisa menjadi red flag kalau kita mau apply kerjaan, karena biasanya perusahaan itu akan mempertanyakan," imbuh Farina.
Farina menambahkan, perusahaan akan mempertanyakan penyebab calon pegawai sering pindah kerja.
Apakah karena masalah culture fit atau budaya kerja yang tidak cocok antara pekerja dan perusahaan?
Apakah ada penyebab lain seperti pekerja tidak bisa memenuhi target, atau semata-mata untuk mencari gaji yang lebih tinggi?
Apapun yang melatarbelakangi seseorang menjadi kutu loncat, hendaknya memberikan penjelasan yang masuk akal kepada perekrut.
"Kalau buat aku sendiri, aku selalu nanya alasannya apa dan alasan itu harus benar-benar clear dan masuk akal kenapa mereka pindah," tutur Farina.
Ia mengungkapkan pula bahwa itu berarti seseorang tidak bisa melewati kesulitan atau persoalan di dunia kerja.
"Terus terang it's not a good sign. It means that orang ini adalah seseorang yang tidak dapat melewati kesulitan," ujar Farina lagi.
Baca Juga: Bisa Akibatkan Stres, Ini Berbagai Kekurangan Kutu Loncat di Dunia Kerja
Bagaimana Agar Tidak Jadi Kutu Loncat?
Agar tidak dipandang sebagai pekerja yang kurang profesional karena sering pindah-pindah kerja, jangan buru-buru resign jika ada masalah di pekerjaanmu.
Pasalnya hal tersebut berarti kamu tidak bisa menyelesaikan apa yang seharusnya diselesaikan dalam sebuah pekerjaan.
Cobalah untuk belajar dari kesalahan dan memperbaikinya, serta buat dirimu menyesuaikan diri lebih lama di perusahaan.
Menurut Farina, tidak ada satu peran pun yang mudah dijalani dan dapat dikuasai dalam waktu beberapa bulan saja, bahkan satu tahun.
"Terus terang untuk menjadi bisa dalam satu role itu pastinya enggak akan terjadi dalam waktu 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 1 tahun pun masih kurang," terang Farina.
Maka itu kalau kamu merasa ingin menyerah dalam 3 bulan, coba pertimbangkan matang-matang.
Ini karena butuh waktu lama untuk benar-benar bisa menyerap informasi, ilmu, dan segala hal di lingkungan pekerjaan.
Nah, semoga Kawan Puan yang sebelumnya sering pindah-pindah kerja, tidak lagi berganti pekerjaan, ya.
Baca Juga: Terungkap! Alasan Milenial Sering Jadi 'Kutu Loncat' dan Pindah Pekerjaan
(*)