Parapuan.co - Kawan Puan barangkali cukup familier dengan istilah gaslighting dalam hubungan.
Akan tetapi, tahukah kamu bahwa di dalam gaslighting ada yang namanya taktik DARVO?
Taktik DARVO sering dikaitkan dengan gaslighting dan bisa menjadi salah satu bentuk manipulasi dalam hubungan.
Apa itu taktik DARVO? Yuk, langsung saja simak penjelasannya sebagaimana dilansir dari Marriage!
Definisi Taktik DARVO
DARVO merupakan akronim dari Deny, Attack, Reverse Victim and Offender.
Apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, DARVO bisa dimaknai sebagai taktik penolakan, penyerangan, dan upaya membalikkan antara korban dan pelaku.
Taktik DARVO membuat orang yang merupakan korban dari tindakan kekerasan merasa sebagai pelaku karena diserang oleh si pelaku itu sendiri.
Pelaku memanipulasi dengan kata-kata yang membuatnya merasa bersalah meski dirinya merupakan korban.
Baca Juga: Apa Itu Gaslighting yang Viral di TikTok? Ini Hal yang Dilakukan Pelakunya
Taktik DARVO bisa dilakukan siapa saja kepada siapa saja, tak terkecuali dalam sebuah hubungan romantis.
Di dalam hubungan romantis, pihak yang melakukan taktik ini menolak untuk bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.
Sebaliknya, mereka malah menyangkal tindakannya dan menyerang korban.
Ketika menyerang korbannya, mereka menjadikan dirinya sendiri seolah-olah sebagai korban.
Akibat "serangan" yang diarahkan pada korban, sering kali membuat korban merasa bahwa fakta versi mereka bukan kenyataan sebenarnya.
Sebagai contoh jika pelaku DARVO dianggap melakukan pelecehan terhadap kekasih, mereka akan terus-terusan menyangkal dan mengaku dirinya yang sudah dilecehkan.
Penyangkalan berulang ini bahkan dapat membuat korban semakin meragukan apakah kekerasan yang dialaminya benar-benar terjadi atau tidak.
Inilah yang membuat taktik DARVO bisa sangat merugikan pihak korban dalam sebuah hubungan romantis.
Baca Juga: Waspada! Ini 5 Contoh Kalimat Gaslighting untuk Memanipulasi Dirimu
Mengapa DARVO Terjadi dalam Hubungan?
DARVO dalam hubungan terjadi lantaran pelaku menghindari kesalahan yang dialamatkan padanya.
Taktik ini tidak hanya digunakan pelaku dalam kasus kekerasan fisik, tetapi juga dalam konteks kekerasan seksual.
Sebagian pelaku mungkin menuduh korban menggodanya hingga mereka melakukan tindakan pelecehan.
Hal ini dilakukan supaya mereka bisa lepas dari bertanggung jawab atas perilaku kekerasan seksual.
Taktik DARVO bahkan bisa digunakan agar pelaku dapat keluar dari masalah hukum yang mungkin menjeratnya, lho.
Akan tetapi dalam kasus tertentu, justru banyak dari pelaku menggunakan strategi ini untuk meyakinkan korban agar tidak melaporkan tindakan pelecehan.
Kurang lebih, itulah definisi dari taktik DARVO dalam hubungan yang perlu Kawan Puan ketahui.
Mudah-mudahan informasi tersebut menambah wawasan dan berguna buatmu, ya.
Baca Juga: 10 Tanda Pocketing dalam Hubungan Asmara dan Cara Menanganinya
(*)