Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Juga saat pengguna mesin pencari melakukan pencarian, ketika pengguna platform berbelanja, bertransportasi, menyimak berita maupun menonton hiburan dengan menggunakan perangkatnya.
2. Pelatihan.
Dari penyematan data di ML, terjadi interaksi antar data. Disebut sebagai pelatihan karena pada ML dilakukan pembentukan respon yang terprogram. Tujuannya untuk mengkategorisasi data.
Hasil kerja pengkategorian, seakan identik sebagai pemahaman oleh mesin. Namun sesungguhnya mesin tak pernah memahami. Yang dilakukan sebatas mengkategorisasi.
Misalnya begini: Terdapat data berupa gambar seorang perempuan yang berhadapan dengan komputer di meja kerja. Pada gambar tersebut dituliskan “perempuan pekerja”.
Melalui penyematan data sejenis yang berulang dan penyebutan yang konsisten, ML “paham” bahwa gambar itu adalah perempuan pekerja.
Demikian juga ketika pengguna media sosial maupun mesin pencari, menginteraksikan data berupa suara laki-laki dengan sebutan, “laki-laki memimpin”.
Dengan data yang berulang, dihasilkan penyebutan yang konsisten. ML hanya melakukan pengkategorian data.
Proses di atas diikuti langkah berikutnya.
Baca Juga: Begini Cara Membuat Instagram Reels Agar Follower Kamu Meningkat