Kengerian mengenai tewasnya Ita Martadinata diungkapkan oleh salah seorang mantan anggota Tim Relawan Kemanusiaan (TRK), Fatia Nadia.
Pada 2021 lalu, Nadia mengungkapkan bagaimana ia mendapat kabar kematian Ita dan datang langsung menyaksikan jasadnya.
Meski sudah 25 tahun berlalu, Nadia masih ingat persis betapa jasad Ita Martadinata ditemukan bersimbah darah di rumahnya.
Nadia berkisah, kala itu Nadia mengajukan diri untuk memberikan kesaksian tentang pemerkosaan di Mei 1998.
Tentu saja, keputusan itu sudah melalui diskusi dengan orang tuanya dan anggota TRK.
Namun saat tiket pesawat, visa, dan akomodasi sudah disiapkan untuk Ita, Nadia justru menerima kabar duka.
Nadia menerima kabar kematian Ita pada 4 Oktober 1998 dari rekan sesama aktivis, yaitu Lily Zakiyah Munir.
Usai mendengar kabar tersebut, ia langsung bergegas ke rumah Ita untuk memastikan berita yang didengarnya.
"Itu 45 menit setelah Ita dibunuh. Saat saya masuk ke kamarnya, saya kaget karena darahnya banyak sekali," kenang Nadia.
Baca Juga: Yuri Muktia, Dirikan Komunitas demi Ruang Aman bagi Pekerja Perempuan