Parapuan.co - Di industri makanan, brand Bruule dikenal baik sebagai usaha makanan spesialisasi spaghetti brulee yang berkualitas.
Tak jarang brand ini direkomendasikan langsung oleh para selebritas, karena terkenal akan rasanya yang enak.
Bahkan banyak pula bisnis-bisnis baru yang juga terinspirasi dari produk yang dibuat oleh Bruule.
Kendati demikian, tahukah Kawan Puan sebelum Bruule menjadi terkenal dan disukai banyak food enthusiast, ada perjalanan panjang yang dilakukan para pendirinya dalam membangun bisnis ini?
Awal mula lahirnnya Bruule adalah karena para pendirinya yang punya latar belakang pekerjaan di industri perhotelan.
Dan pandemi Covid-19 yang terjadi awal 2020 lalu pun berdampak berat pada industri pariwisata, hingga membuat bisnis yang mereka jalani saat itu harus berhenti hingga bangkrut.
Hal tersebut membuat Sarila Danubrata, salah satu pendiri, harus memikirkan strategi agar bisa bertahan hidup.
"Untungnya kita punya resep keluarga, yaitu spaghetti brulle yang sebenarnya sering kita kasih ke teman-teman kalau misalnya lagi ada acara," cerita Sarila dalam acara Tokopedia yang dihadiri PARAPUAN.
Baca Juga: Layak Dicoba! Ini Alasan Makanan Tradisional Berpotensi Jadi Cuan
Sejak dulu banyak teman yang sudah merasakan masakannya tersebut meminta untuk dibuatkan kembali.
Kendati demikian, karena dulu Sarila dan suaminya sibuk bekerja, membuat mereka tak sempat membuatkan spaghetti brulee tersebut untuk teman sehingga tak pernah terpikirkan untuk dijadikan bisnis.
Namun pandemi Covid-19 justru menyadarkan Sarila dan suaminya untuk mulai menjadikan resep keluarganya tersebut sebagai 'modal' awal bertahan hidup di tengah situasi sulit.
"Akhirnya kita mulai pelan-pelan, seminggu tuh target kita cuman 12 loyang. Karena keadaan kita saat itu minus, enggak ada cash, yang mana kita pakai sistem PO (pre-order) saat itu, tapi alhamdulillah animonya baik," kenang Sarila.
Terus berkembang, brand Bruule yang didirikan oleh Sarila dan suaminya pun semakin dikenal luas, hingga akhirnya kini bisa membuat hingga ribuan loyang.
Mendirikan bisnis di tengah situasi pandemi bukannya tanpa tantangan, terlebih ketika pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Salah satu yang menjadi tantangan adalah ketersediaan bahan baku yang sulit, sehingga pernah membuat Bruule kesulitan memenuhi permintaan pelanggan yang membludak.
"Terlebih bagi kami yang memulai bisnis ini tidak mengandalkan modal, karena modalnya justru dari uangnya customer yang PO, di situ kita punya keterbatasan untuk meningkatkan skala produksi," kenang Sarila.
Baca Juga: Bisa Jadi Ide Bisnis, Ini Tren Kuliner Indonesia yang Berpotensi Datangkan Cuan
Untuk membeli peralatan pun Sarila sempat kesulitan karena keterbatasan dana.
Namun demi tekad untuk membesarkan 'bayi' Bruule menjadi lebih besar, Sarila dan partnernya akhirnya membeli oven secara mencicil di Tokopedia.
"Awalnya kami pikir Bruule adalah inisiatif kami untuk bertahan hidup, tiba-tiba waktu kita lagi jualan itu banyak banget teman-teman ojek online hingga supplier yang justru berterima kasih karena mereka ada pemasukan," cerita Sarila.
Tak sampai di situ, permasalahan sumber daya manusia juga harus dihadapi oleh Bruule yang baru meniti bisnis.
Awalnya, Sarila dan suami tak bisa merekrut orang untuk membantu bisnisnya. Maklum saja, Bruule ada bahkan dibuat tanpa modal uang cash, sehingga tentu sulit bagi Sarila dan suami untuk menambah personil yang membantu mereka memasak kendati pun pesanan semakin banyak.
Semua hal, dari proses membuat hingga antar produk, dilakukan sendiri oleh Sarila dan suami.
Namun seiring berjalannya waktu dan pesanan yang semakin membludak membuat Bruule bisa merekrut karyawan hingga 160 orang.
Dari membangun usaha tanpa modal hingga akhirnya kini bisa menjual hingga seribu loyang spaghetti brulee, tentu ada strategi bisnis yang dilakukan.
Baca Juga: 4 Ide Bisnis Makanan dengan Modal Kecil, Frozen Food Salah Satunya
Misalnya, menentukan produk yang sesuai dengan pasar menjadi hal yang utama dilakukan Bruule.
"Karena bagaimanapun juga rasa itu relatif, ada yang enak ada yang enggak enak. Tapi kita coba cari produk mana yang paling fit dengan market," ujar Sarila.
Namun, untuk mengeluarkan sebuah produk, melewati banyak proses diskusi dengan pelanggan dan juga melihat tren yang sedang berlaku di pasaran saat ini.
Selain itu, karena Bruule dijual secara online, maka faktor kemasan juga tak luput jadi perhatian.
"Di Bruule itu packaging sampe kita perhatikan karena packaging itu juga membantu produk kita benar-benar sampai dengan aman ke tujuan pelanggan, " tambahnya lagi.
Jangan lupa pula memanfaatkan berbagai platform sosial media dan marketplace untuk menjangkau market yang lebih luas.
"Termasuk juga, kalau di online, review dan testimoni dari pelanggan itu adalah hal yang esensial. Di awal bisnis, Bruule banyak posting review-review dari customer dan itu jadi word of mouth yang efektif, kalau memang produknya baik," ujar Sarila.
Itu dia perjalanan, tantangan dan strategi bisnis yang dilakukan Bruule hingga akhirnya bisa berkembang besar.
Bagi Kawan Puan yang ingin berbisnis makanan seperti Bruule pun bisa mengambil ilmu dari para pendirinya agar bisa sukses membangun usaha tanpa modal sekalipun.
(*)
Baca Juga: Perempuan Ingin Membuka Bisnis Makanan dan Minuman? Ini 4 Hal yang Perlu Diperhatikan