Parapuan.co - Saat tercium adanya perselingkuhan dalam hubungan pernikahan, pertanyaan besar muncul jika pasangan suami istri sudah mempunyai anak.
Dalam benak pasangan mungkin akan ada pikiran tentang haruskah mereka menjelaskan tentang perselingkuhan atau tidak.
Kalau iya, bagaimana mengungkapkan mengenai masalah ini kepada anak?
Untuk pihak yang berselingkuh, bisa jadi tidak ingin mengatakannya pada anak karena hal tersebut merupakan aib.
Akan tetapi bagi yang menjadi korban perselingkuhan, boleh jadi justru berpikir untuk mengatakannya saja pada anak dan menunjukkan seberapa buruk pihak yang berselingkuh.
Mengutip Psychology Today, tidak ada yang baik dan sehat dari kedua reaksi terkait perselingkuhan di atas.
Anak Bisa Mengalami Ini Jika Terjadi Perselingkuhan
Ketika ada yang tidak beres dalam rumah tangga orang tuanya, anak-anak bisa merasakan hal tersebut.
Dan karena secara alami anak-anak masih memusatkan segala pikiran ke diri sendiri, mereka mungkin akan merasa merekalah penyebab dari masalah rumah tangga.
Baca Juga: 4 Masalah Rumah Tangga yang Sering Muncul di Awal Pernikahan
Tak hanya perselingkuhan, masalah apa pun yang terjadi dalam rumah tangga, anak-anak tahu bahwa ada yang salah.
Anak mungkin mengalami stres dan merasakan kelelahan serta sakit secara emosional.
Dan apabila kamu tidak memperjelas bahwa sesuatu yang salah dalam pernikahan bukanlah kesalahan mereka, mereka akan menyalahkan diri sendiri.
Anak-anak akan berpikir, "Ayah dan ibu selalu bertengkar. Jika bukan karena aku, ini tidak akan terjadi."
Atau, "Ayah dan ibu tidak memperhatikanku seperti dulu. Aku pasti telah melakukan kesalahan."
Jadi, pertanyaannya bukanlah apakah kamu harus memberi tahu anak tentang adanya perselingkuhan.
Namun, pikirkan bagaimana cara terbaik untuk memberitahukannya kepada anak.
Apa yang Harus Dikatakan dan Tidak Dikatakan
Pertama dan yang paling penting, anak-anak tidak perlu mengetahui secara spesifik tentang kesalahan dalam hubungan suami istri antara kamu dan pasangan.
Baca Juga: 7 Trik Berdebat Secara Sehat dengan Pasangan, Jangan Manipulatif
Sampaikan saja pernyataan umum bahwa salah satu dari kamu dan pasangan melewati batas dalam hubungan dan salah satu pihak merasa kesal karenanya.
Hindari mengungkapkan sesuatu seperti, "Ayah/Ibumu berselingkuh dan aku membencinya" atau hal semacam itu.
Hal tersebut justru dapat membuat anak membenci salah satu dari orang tuanya, dan kamu mungkin akan menyesalinya di masa depan.
Ada pun sesuatu yang perlu kamu tekankan adalah, bahwasanya kesalahan terletak pada salah satu dari kamu atau pasangan.
Tegaskan anak tidak menyebabkannya, beri tahu kalau mereka tidak bisa memperbaiki dan mengendalikannya.
Topik seperti ini bisa menghentikan anak dari menyalahkan diri mereka sendiri, dan itulah yang terpenting.
Mengapa demikian? Karena menegaskan kalau semua bukan salah anak dapat memvalidasi pengalaman mereka.
Mereka juga jadi tahu bahwa mereka bebas membicarakan tentang pengalaman atau perasaan tersebut kepada kedua orang tuanya.
Mudah-mudahan solusi di atas dapat Kawan Puan jadikan pertimbangan apabila ada suatu masalah terjadi dalam hubungan, ya.
Baca Juga: Pengertian Red Flag, Yellow Flag dan Green Flag dalam Hubungan Asmara
(*)